PDIP Banyak Jadikan Anak Muda Pemimpin, Putra: Mereka Bukan Komoditas
PDIP percaya pada generasi muda berdasarkan rekam jejak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Putra Nababan, mengatakan partai tempatnya bernaung tidak sekadar menjadikan anak muda sebagai komoditas. PDIP, kata dia, menjadikan kader-kadernya yang masih muda duduk sebagai pemimpin, lantaran punya kemampuan dan rekam jejak baik.
"Kami tidak pernah melihat bahwa ini 70 juta ditambah 60 juta, besar sekali, maka kami mengarah ke sana (untuk mendapatkan suara). Ini bukan tujuannya menjadikan generasi Z atau milenial sebagai komoditas, tapi memang melihat track record apa yang sudah dilakukan," ungkap Putra ketika berbicara dalam program #GenZMemilih by IDN Times di IDN HQ Jakarta, Senin (13/2/2023).
Ia menyebut ada sejumlah kader muda PDIP yang dipercaya menjadi kepala daerah, menteri hingga pemimpin di tingkat nasional. Menteri yang merupakan kader PDIP dan tergolong muda, salah satunya adalah mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Meski tak termasuk kelompok Gen Z dan Milenial, tetapi Presiden Joko "Jokowi" Widodo terpilih menjadi RI-1 di usia yang tergolong muda, yakni 53 tahun.
Putra juga menyebut untuk bisa duduk sebagai pemimpin bukan sesuatu yang mudah diraih. Dibutuhkan kerja keras dan proses kaderisasi sejak dini.
"Kaderisasi tidak dimulai dari program yang cepat, tapi dimulai dari program yang dasar, termasuk perjuangan parpol di bidang apapun, ekonomi, pendidikan, politik, kemaritiman, pertanian, dan lain sebagainya," kata dia.
Untuk menunjukkan hal tersebut, Putra mengusulkan, agar IDN Times tidak hanya melaporkan yang nampak di permukaan. Dia berharap ada konten di IDN Times mengenai cara seorang anggota DPR terpilih.
"Ini sekaligus untuk membuktikan apakah ada unsur money politic-nya, bagaimana jaringannya, atau dia tidak menggunakan politik uang dan sebagainya," ujar pria yang sudah 25 tahun pernah bekerja sebagai wartawan tersebut.
Lalu, apakah pada praktiknya memungkinkan politisi tak menggunakan politik uang agar terpilih sebagai anggota parlemen?
Baca Juga: [WAWANCARA KHUSUS] Putra Nababan: Jadi Politikus, Ini Panggilan Hati
1. Putra mencontohkan dirinya termasuk politisi yang terpilih tanpa politik uang
Lebih lanjut, Putra mengatakan, salah satu kunci sebagai politisi yakni antara perkataan dengan perbuatan sejalan. Sebagai contoh, bila ia berbicara tidak ada politik uang agar bisa terpilih, maka Putra berusaha berkomitmen menepatinya.
"Bila kita mengatakan no terhadap politik uang, ya kita jalani saat berada di lapangan. Kadang-kadang apa yang kita omongin, ikhtiarkan, itu jauh berbeda. Tidak mudah bagi kami untuk tidak melakukan money politic di lapangan, itu harus ada komitmen yang kuat," ujar dia.
Ia juga mengisahkan untuk bisa berkomunikasi dengan konstituennya harus menggunakan pendekatan dan bahasa yang berbeda. Tujuannya, agar program yang hendak dikenalkan bisa dipahami.
Baca Juga: PDIP: Tak Mudah untuk Tidak Money Politic di Lapangan Tanpa Komitmen