TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PDIP Sindir Rekam Jejak Projo yang Temui Relawan Prabowo

"Dulu nolak Prabowo sekarang malah jadi menteri"

Tim Pemenangan Prabowo yang dipimpin oleh Fauzi Baadila silaturahmi politik dengan Relawan Jokowi, Projo di Kantor DPP Projo, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyindir relawan Jokowi, ProJo dan Bara JP yang pada pekan ini menerima kunjungan dari relawan Prabowo. Ia mempertanyakan apakah aspirasi yang dibawa oleh para relawan tersebut mewakili seluruh elemen. 

Di sisi lain, Hasto turut menyoroti rekam jejak dari Projo dan Bara JP yang memiliki sikap fluktuatif. Bahkan, ia menyentil sikap Ketua Umum DPP Projo, Budi Arie Setiadi yang plin-plan.

Projo memang diketahui sempat menyatakan kekecewaannya kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Oktober 2019 lalu. Hal itu dipicu sikap Jokowi yang mengajak Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masuk ke dalam kabinet Indonesia Maju jilid II.

Tetapi, ketika nama Arie ditunjuk Jokowi menjadi Wakil Menteri Desa, sikapnya berubah. Bahkan, Arie pada 2019 lalu menyatakan sudah mulai cinta terhadap Prabowo. Projo yang semula ia bubarkan tiba-tiba urung dilakukan. 

"Yang menunjukkan dukungan kan punya track record fluktuatif, berubah-ubah. Dulu mau membubarkan (Projo) tapi akhirnya gak jadi. Dulu menolak Pak Prabowo menjadi menteri, akhirnya tidak jadi," ujar Hasto di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (8/7/2023). 

Sehingga, Hasto mengatakan PDIP tidak khawatir bila ada kelompok yang mengaku sebagai relawan Jokowi tetapi sudah memberikan sinyal dukungan bagi Prabowo. Apalagi situasinya saat ini masih dinamis. Pendaftaran capres dan cawapres ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun masih tersisa tiga bulan lagi. 

Baca Juga: Projo Sebut Banyak Kesamaan dengan Relawan Prabowo

1. PDIP yakin relawan Jokowi yang dukung Ganjar jauh lebih banyak

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut, Hasto meyakini relawan Jokowi yang mendukung Ganjar jauh lebih banyak. Maka, di Rumah Aspirasi, Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar, Deddy Sitorus, bolak-balik menyampaikan agar dibedakan kepemimpinan dari relawan-relawan tertentu yang mengaku memberikan dukungan bagi Ganjar. 

"Jadi, kan Pak Deddy Sitorus mengecek apakah itu elemen yang mewakili seluruh relawan tersebut. Kami yakin secara kunatitatif jumlah relawan Pak Jokowi yang mendukung Pak Ganjar lebih banyak," ujar Hasto. 

Di sisi lain, ia menggaris bawahi bahwa bagi pendukung Ganjar yang penting adalah pergerakan untuk bisa meraup suara. Hal itu, kata Hasto, diwujudkan dengan Ganjar selalu bersemangat dan dengan stamina tinggi menemui kaum ibu dan perempuan. 

"Antusiasme yang sama juga ditunjukkan kalau bertemu dengan kaum muda. Ini menjadi modal dasar yang kuat bukan sekedar dukungan yang artifisial," katanya. 

Ia pun meyakini warga yang antusias bertemu Ganjar lebih autentik dalam menunjukkan dukungan. Sehingga, dukungan mereka diperkirakan bakal konsisten. 

"Sehingga, tidak akan mengalami gelombang naik dan turun kecuali konsistensi dalam mendukung Pak Ganjar," ujarnya lagi. 

2. Budi Arie bantah pertemuan dengan relawan Prabowo adalah arahan dari Jokowi

Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi (Facebook/Budi Arie Setiadi)

Sementara, ketika ditemui di kantor DPP Projo pada 6 Juli 2023 lalu, Budi Arie membantah pertemuannya dengan relawan Prabowo adalah arahan langsung dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Ia menambahkan bakal melaporkan hasil pertemuan Projo dengan relawan Prabowo ke Jokowi. 

"Lho, kita mah gak usah diperintah. Kita kan tahu mana yang harus diperintah mana yang enggak, begitu. Kalau yang penting-penting diperintah," ujar Budi. 

"Dari pertemuan ini, pasti dong (dikomunikasikan ke Jokowi). Kan Beliau Ketua Dewan Pembina. Masa gak (dilaporkan)," tutur dia lagi. 

Dalam pertemuan itu, Budi mengatakan bahwa pihaknya dan tim Relawan Prabowo kini memiliki cara pandang yang sama dalam isu-isu kebangsaan. Maka, bukan tidak mungkin sosok yang didukung oleh kedua pihak berasal dari figur yang sama. 

"Cara pandang melihat tantangan bangsa ini ke depan sudah sama. Lalu, bagaimana mengelola tantangan kenegaraan untuk meneruskan kemajuan Indonesia sudah sama. Terus apalagi? Masa figurnya bisa beda?" tanyanya. 

Baca Juga: Terpilih Jadi Wamen Desa, Budi Arie akan Libatkan Projo Dalam Bekerja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya