TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petinggi Lippo Group Bantah Bahas Proyek Meikarta dengan Bupati Bekasi

Billy mengaku sempat bertemu Neneng dua kali

(Direktur Operasional PT Lippo Group Billy Sindoro) ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Jakarta, IDN Times - Direktur Operasional PT Lippo Group, Billy Sindoro juga mengaku sempat bertemu dengan Bupati Bekasi Neneng Hassan Yasin. Namun, ia membantah membahas mengenai izin proyek Meikarta dengan mantan politisi Partai Golkar tersebut. 

Pernyataan Billy ini senada dengan hal yang pernah disampaikan oleh CEO Lippo Group James Riady ketika diperiksa lebih dari 9 jam di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada (30/10) lalu. Kepada media, Billy mengaku dicecar 29 pertanyaan oleh penyidik antirasuah. Salah satunya mengenai pertemuannya dengan Bupati Neneng. 

"Saya katakan, saya memang pernah bertemu dua kali, tapi pertemuan itu durasinya pendek-pendek," ujar Billy yang ditemui di gedung KPK pada Senin malam (5/11) usai diperiksa sebagai saksi. 

Lalu, apa yang dibahas Billy dengan Neneng dalam pertemuan tersebut?

Baca Juga: Ditahan KPK, Bupati Neneng Terancam Penjara 20 Tahun 

1. Pertemuan pertama digunakan untuk silaturahmai atas kelahiran anak Neneng

(Direktur Operasional PT Lippo Group Billy Sindoro) ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Billy mengaku pertemuan pertama dengan Neneng ketika ia melahirkan anak ketiganya. Ia sempat memberikan ucapan selamat. 

"Dan ketika itu kami hanya membicarakan hal-hal yang umum saja. Pertemuan itu berlangsung selama 30 menit," ujar Billy. 

Ia mengaku sedang berada di area Meikarta ketika mendengar Neneng baru saja melahirkan. Billy mengatakan datang atas inisiatif pribadi dan bukan diundang langsung oleh Neneng. 

Billy ikut ditahan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK yang digelar pada (16/10) lalu. Ia diduga kuat memberikan uang suap kepada pejabat Pemkab Bekasi, termasuk Neneng senilai Rp13 miliar. Namun, yang baru terealisasi sebesar Rp7 miliar. 

Saat ini, lembaga antirasuah tengah menelusuri kemungkinan sumber uang suap tersebut dari perusahaan Lippo Group. Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku ragu uang suap yang diberikan Billy bersumber dari kantong pribadi. 

"Tentunya penyidik yang lebih tahu. Tapi, rasa-rasanya kalau untuk kepentingan pekerjaan gak mungkin (menggunakan) uang pribadi," kata Alexander yang ditemui di gedung KPK pada Kamis pekan lalu. 

2. Dalam pertemuan kedua dengan Bupati Bekasi, Billy bantah membahas proyek Meikarta

(OTT KPK terkait kasus perizinan proyek pembanguan Meikarta di Kabupaten Bekasi) ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Di pertemuan kedua, Billy mengaku memang ada pertemuan lagi dengan Bupati Neneng di sebuah hotel. Namun, lagi-lagi ia membantah untuk membahas mengenai proyek Meikarta. Seperti yang diketahui Lippo Group baru mengantongi izin pembangunan Meikarta seluas 84,6 hektare. Sementara, mereka telah berpromosi ke publik, kota terpadu itu akan dibangun di lahan seluas 500 hektare. 

"Di pertemuan kedua, saya ingin melihat respons ibu bagaimana kalau saya mengusulkan kepada RS Siloam, untuk membuka rumah sakit yang kecil lebih dahulu sebagai program CSR. Untuk wilayah tersebut, saya ingin tahu respons ibu," kata dia. 

"Itu hanya pembicaraan umum, tidak ada bicara bisnis apalagi pembahasan mengenai uang suap," kata Billy lagi membela diri. 

Kepada penyidik, Billy mengaku tidak mengenal atau bertemu pejabat di Pemkab Bekasi, sehingga menyulitkan kalau ingin memberi uang suap. 

Baca Juga: Terima Suap Proyek Meikarta, Bupati Neneng Meminta Maaf 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya