TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Politikus PDIP: NasDem Jadikan Ganjar Bakal Capres Tanpa Izin Megawati

NasDem sindir PDIP partai yang sombong?

Foto Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa ikut masuk dalam tiga kandidat capres Partai NasDem dalam rakernas Jumat, 17 Juni 2022. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus mengatakan secara blak-blakan, bahwa Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh tak meminta izin lebih dulu kepada Megawati Soekarnoputri, ketika hendak mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai bakal capres 2024. Padahal, hingga saat ini, Ganjar masih tercatat sebagai kader PDIP. 

"Minimal berkomunikasi dong, kasih tahu (ke Bu Mega). Kita kan sama-sama tahu dan bersepakat di dalam konstitusi bahwa peserta pemilu ya partai politik. Minimal komunikasi dulu, bukan minta izin. Itu kan hak mereka mencalonkan siapa pun," ujar Deddy kepada media pada Minggu, 26 Juni 2022. 

Ia pun menambahkan, hingga saat ini belum ada omongan miring terkait pencalonan Ganjar oleh NasDem. Namun, Deddy mengingatkan, karena PDIP adalah partai kader maka sesuai dengan AD/ART, bila ingin maju jadi capres individu tersebut harus meninggalkan partai berlambang banteng moncong putih itu. 

"Misalnya, nanti Ibu Ketum memutuskan yang jadi capres si A, tetapi ada kader kami yang juga diusung oleh parpol lain, itu kan sudah melanggar konstitusi partai. Silakan saja, kami tak pernah mengatakan apa yang dilakukan oleh NasDem itu keliru," kata dia. 

Lalu, apa komentar NasDem bahwa mereka mengusung Ganjar tanpa sowan dulu ke Mega?

Baca Juga: NasDem Segera Surati 3 Bakal Capres yang Terpilih di Rakernas

1. NasDem nilai Ganjar adalah sosok yang bagus untuk jadi capres

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Sementara, ketika diwawancarai oleh stasiun Kompas TV di program Satu Meja, Ketua Umum Surya Paloh menilai bahwa selaku calon pemimpin bangsa, maka individu tersebut harus memiliki kebebasan dan tidak terikat kepada batasan. Dalam persepsi NasDem, artinya individu tersebut tak dimiliki oleh parpol tertentu. 

"Kebetulan Mas Ganjar (adalah sosok) yang baik menurut NasDem. Meski dia datang dari keberadaan masih menjadi kader PDIP. PDIP kan sahabatnya NasDem dalam koalisi pemerintah. Kan, kalau NasDem calonkan (sebagai bakal capres) bagus juga," ungkap Surya yang dikutip dari YouTube, Senin (27/6/2022). 

Ia mengatakan, seandainya Ganjar menolak dicalonkan itu lain masalah. Namun, kata Surya, tujuan NasDem mencalonkan eksternal partainya sebagai bakal capres didasari oleh niat baik. 

"Ada spontanitas di sana dan (kualitas kader ini) bagus sebenarnya. Seandainya ada kader NasDem ingin dicalonkan oleh partai lain, langsung saya katakan terima kasih dan penghormatan saya," tutur dia lagi. 

2. Argumen Sekjen PDIP yang mengasosiasikan parpol dengan klub sepak bola dianggap tidak tepat

(Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh) ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/Galih Pradipta

Di program itu, Surya turut mengomentari pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang membandingkan partai politik dengan klub sepak bola. Bagi Surya, argumen tersebut sangat rendah dan bak mahasiswa merespons suatu isu. 

"Itu kan argumen yang terlalu miskin dan pendek sekali. Tidak ada konotasi dan relasinya antara transfer pemain sepak bola dan partai politik. Kami berpikir kemampuan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa ini," ungkap pria yang juga merupakan mogul media itu. 

Keinginan NasDem itu, melebihi keinginan partainya sendiri. "Kalau kita hanya berhenti kepada kepentingan institusi partai, berarti itu di bawah kelas sepak bola barang kali," tuturnya lagi. 

Pernyataan Hasto itu disampaikan pada 14 Juni 2022 lalu di Hotel Grand Paragon, Jakarta. Hasto melontarkan pernyataan itu seolah lantaran ingin menyentil NasDem yang mengusung Ganjar sebagai bakal capres di Pemilu 2024. Sementara, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri belum resmi menunjuk capres yang bakal diusung di pemilu mendatang. 

Maka, Hasto menduga, NasDem ingin merebut Ganjar bila Gubernur Jawa Tengah itu tak diberi tiket oleh Mega untuk maju sebagai capres 2024. 

"Jadi, kita ini parpol, bukan klub sepak bola yang ketika melihat pemain andal dari klub lain lalu kita rebut dan membajak pemain sepak bola yang lain," kata Hasto ketika itu. 

Baca Juga: Ganjar Masuk Daftar Bakal Capres NasDem, Puan Maharani: Sah-sah Saja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya