TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sekretaris Jenderal PBB dan PM Malaysia Akan Berkunjung ke Palu

Ini sebagai solidaritas pemimpin dunia

Mahathir Mohamad (ANTARA FOTO/Malaysian Department of Information/Zarith Zulkifli/Handout via REUTERS)

Jakarta, IDN Times - Duka yang diakibatkan bencana gempa di Palu rupanya menimbulkan simpati dari berbagai pemimpin negara. Dua pemimpin yakni Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad berencana untuk berkunjung ke Palu, Sulawesi Tengah. Diprediksi keduanya akan berangkat ke sana pada periode 12-14 Oktober. 

Informasi itu dikonfirmasi oleh Menteri Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, Wiranto. Kunjungan itu, kata Wiranto, dilakukan di sela kunjungan ASEAN Leader's Forum yang digelar di Bali pada 12-14 Oktober. 

"Sementara, yang baru meminta (berkunjung ke Palu), baru dua tokoh ini. Kalau ada lagi (pemimpin yang ingin berkunjung) ya tidak apa-apa, namanya juga solidaritas. Mereka ingin melihat, memberikan satu rasa keprihatinan dan ingin berkunjung ke sana," ujar Wiranto di kantor Kemenkopolhukam pada Selasa (9/10). 

Pemerintah Indonesia pun sudah membuat persiapan agar kunjungan kedua pemimpin itu dapat terealisasi dengan aman. Lalu, apa saja persiapan tersebut?

Baca Juga: Soal Rohingya, Sekjen PBB Minta Militer Myanmar Bertanggung Jawab

1. Pemerintah Indonesia akan menyiapkan kunjungan kedua pemimpin itu ke Palu

tribunnews.com

Wiranto mengatakan Pemerintah Indonesia akan mengatur sebaik-baiknya supaya perjalanan dua pemimpin tersebut bisa aman, lancar dan sesuai sasaran dari kunjungan mereka. Apalagi saat ini, kondisinya Palu tengah dipenuhi bantuan baik dari dalam atau luar negeri. 

"Kalau nanti tidak diatur, maka akan crowded . Makanya, kita akan atur, di sana host-nya siapa, entry briefing-nya, penjelasan itu yang singkat, padat, jelas, siapa yang memberikan guidance. Lalu, sasaran-sasaran yang perlu ditinjau siapa saja, itu sudah kami rapatkan," kata Wiranto usai memimpin rapat koordinasi kemarin. 

2. Indonesia menerima aliran bantuan asing namun tetap dibatasi

(Pesawat Kargo Airbus dari Malaysia membawa truk Pertamina) Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta

Dalam keterangan persnya pada (6/10) lalu, Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir, membenarkan pemerintah membuka untuk menerima bantuan dari negara asing. Tetapi, jenisnya dibatasi. Ada enam jenis bantuan yang dibutuhkan oleh Indonesia yakni angkutan udara yang berjenis Hercules C130 dan Boeing 737-500 atau versi di bawah itu, genset, tenda bagi tempat tinggal sementara untuk pengungsi, alat penjernih air, rumah sakit lapangan dan fogging agar tidak ada penyakit usai ditemukan banyaknya jenazah. 

Kementerian Luar Negeri mencatat ada 25 negara yang berkomitmen memberikan bantuan. Sebanyak 18 negara telah merealisasikan bantuan tersebut. 

Baca Juga: Para Pemimpin Dunia Siap Ulurkan Tangan Bantu Atasi Dampak Gempa Palu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya