TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Semeru Meletus Dua Kali saat Jokowi Kunker ke Lumajang

Kepala BNPB beri waktu satu minggu untuk cari korban

Presiden Joko "Jokowi" Widodo ketika berkunjung ke Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur yang terkena dampak erupsi Semeru pada Selasa, 7 Desember 2021 (www.instagram.com/@jokowi)

Jakarta, IDN Times - Gunung Semeru sempat terdengar erupsi dua kali pada Selasa (7/12/2021) pagi, bersamaan ketika kunjungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Kabupaten Lumajang. Namun, erupsi itu tidak berdampak kepada objek yang tengah ditinjau Jokowi. 

"Lahar panas pun setiap saat dapat mengalir dari atas (gunung). Ini bisa terlihat dari adanya kepulan asap di Sungai Curah Kobokan," ujar Danposko tanggap darurat erupsi Semeru, Komandan Korem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Irwan Subekti ketika memberikan keterangan pers secara virtual dari Lumajang dan disiarkan melalui YouTube malam ini. 

Mengutip akun media sosialnya, Jokowi terlihat sempat bertemu dan berbincang dengan para pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meninjau kesediaan dapur umum dan posko layanan kesehatan. 

Jokowi juga memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia akibat erupsi yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021. Ia kemudian meninjau infrastruktur yang tertimbun lahar dingin yaitu Jembatan Besuk Koboan. 

"Jembatan sepanjang hampir 200 meter itu dibangun pada 1998 dan menjadi jalan penghubung Lumajang-Malang," tulis Jokowi di akun media sosialnya, hari ini. 

Presiden pun berjanji pemerintah bakal merelokasi pengungsi dan membangun kembali Jembatan Besuk Koboan. Lalu, bagaimana fokus tim gabungan dalam proses evakuasi dan pencarian korban?

Baca Juga: [UPDATE] Terus Bertambah, Jumlah Korban Tewas Semeru Jadi 34 Orang

1. Kepala BNPB memberikan tenggat waktu satu minggu untuk mencari korban

Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban akibat tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Dalam jumpa pers itu, Kolonel Inf Irwan juga menjelaskan pihaknya diberikan waktu satu minggu oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, untuk mencari korban erupsi. Waktu pencarian direncanakan mulai dilakukan pada pagi hingga hingga pukul 17.00 WIB. 

"Kami juga memperhatikan cuaca di sekitar Gunung Semeru, mengingat setiap sore rata-rata turun hujan, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pencarian itu sendiri," kata dia. 

Selain itu, hingga hari ini di bagian lereng Semeru, masih menunjukkan tanda-tanda yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Sebab, erupsi susulan bisa terjadi kapan pun. 

2. Operasi pencarian korban ke depan bakal mengoptimalkan penciuman dan penglihatan

Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban di endapan material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Kolonel Inf Irwan juga menyebut dalam operasi pencarian korban selama satu pekan ke depan, tim gabungan bakal mengoptimalkan kemampuan manual, yaitu dengan menggunakan penglihatan dan indera penciuman. Tim evakuasi gabungan juga bakal mengerahkan alat berat untuk membantu mencari korban. 

"Kami juga mengandalkan informasi dari warga setempat yang ada di kampung tersebut, untuk menunjukkan kemungkinan lokasi saudaranya yang bertempat tinggal di situ ketika terjadi erupsi," kata dia. 

Tetapi, Kolonel Inf Irwan mengaku tidak mudah untuk melakukan operasi pencarian korban. Sebab, hingga saat ini, pasir yang merupakan materi dari abu vulkanik masih terasa panas. 

"Jadi, kami pun tidak berani mengerahkan alat berat ke tempat-tempat yang kondisi (tanahnya) masih panas," ujarn dia. 

Baca Juga: 10 Potret Dampak Erupsi Semeru yang Akibatkan 13 Warga Meninggal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya