TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waketum: Kader Golkar yang Wacanakan Munaslub Harus Diperingatkan

Firman minta Dewan Etik Golkar segera ambil langkah tegas

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo. (Dokumentasi Partai Golkar)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Firman Soebagyo, meminta agar Dewan Etik segera turun tangan dan memproses kader yang mengembuskan wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

Ia mengingatkan, ada konsekuensi bagi kader yang tidak mengamankan dan menjalankan keputusan partai seperti yang pernah terjadi pada Pemilu 2004 lalu. 

"Kami mendesak agar Ketua Dewan Etik Partai Golkar segera mengambil langkah tegas memberikan peringatan kepada kader-kader tersebut," ungkap Firman di dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/7/2023). 

Wacana agar munaslub digulirkan bermula dari pertemuan pleno ke-8 Dewan Pakar Partai Golkar di kediaman Agung Laksono. Tetapi, Agung menegaskan, Dewan Pakar tidak merekomendasikan adanya pergantian pucuk pimpinan di Golkar. Berdasarkan dokumen hasil rapat pleno, Ketum Airlangga Hartarto disarankan untuk mengumumkan cawapres pada Agustus 2023. 

Sementara, Anggota Dewan Pakar, Ridwan Hisjam, justru menyebut tetap terbuka peluang munaslub seandainya cawapres dan koalisi baru gagal diumumkan oleh Airlangga. Ridwan sendiri tercatat sudah duduk sebagai anggota DPR selama empat periode berturut-turut dari Partai Golkar. 

Firman menyebut, ada dugaan kader senior tidak menjalankan dan mengamankan keputusan tertinggi Munas 2019. Salah satunya putusan Munas 2019, yakni menetapkan Airlangga sebagai capres pada Pemilu 2024. 

Baca Juga: Politisi Senior Golkar: Munaslub Solusi untuk Kembalikan Elektabilitas

Baca Juga: Waketum Golkar: Enam Bulan Lagi Pemilu Kok Mau Munaslub, Telat!

1. Firman nilai wacana munaslub jelang 6 bulan pemilu adalah usulan keblinger

Wakil Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Firman Soebagyo. (IDN Times/Sachril Agustin)

Wacana Munaslub 2023 yang digulirkan oleh sekelompok politisi senior Golkar dinilainya sebagai gagasan keblinger. Ia menegaskan, gagasan itu menyesatkan seluruh kader partai berlambang pohon beringin tersebut. 

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi di DPR RI itu mengatakan, pimpinan Golkar pernah memecat kader lantaran menentang dan melawan keputusan DPP Partai Golkar. Dengan begitu, menurutnya, hasil Munas 2019 harus diikuti secara tertib. Firman mewanti-wanti proses yang berlangsung di internal Golkar bukan hal main-main. 

"Partai Golkar tetap menjunjung tinggi asas PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela). Kami ingin mengingatkan semua jajaran kader harus menyadari konsekuensi akibat perbuatan dan tindakannya itu," kata dia. 

Alih-alih menggelar munaslub, Firman mendorong semua kader untuk mengawal dan mengamankan keputusan Munas 2019 yang memberikan mandat penuh kepada Airlangga untuk menentukan sikap politik dan membuat keputusan terbaik terkait pencapresan 2024. 

Baca Juga: Airlangga: Siapapun yang Minat Jadi Ketum Golkar, Tunggu Munas 2024

2. Wacana munaslub jelang pemilu dianggap ganggu soliditas Partai Golkar

Isi tiga rekomendasi Dewan Pakar Partai Golkar yang disampaikan ke Ketua Umum, hal 2. (Tangkapan layar dokumentasi rekomendasi Partai Golkar(
Isi tiga rekomendasi Dewan Pakar Partai Golkar yang disampaikan ke Ketua Umum, hal 2. (Tangkapan layar dokumentasi rekomendasi Partai Golkar(

Firman juga menyebut pernyataan dari salah satu kader senior di Golkar memicu kegaduhan di internal partai. Pernyataan agar digulirkan Munaslub 2023, kata dia, ditentang oleh seluruh pimpinan Partai Golkar di daerah karena dianggap provokatif dan berpotensi merusak soliditas partai jelang Pemilu 2024. 

"Kok masih ada kader yang mengklaim kader senior tetapi tidak paham aturan dan mekanisme organisasi. Mereka malah 'menari di atas genderang orang lain', padahal mereka-mereka itu lah yang ingin menghancurkan Golkar dari dalam," kata dia. 

Sementara, DPP Partai Golkar, ujarnya, masih memegang teguh pernyataan Ketua Dewan Pakar, Agung Laksono. Dalam rapat pada 9 Juli 2023 lalu, tidak ada rekomendasi berisi munaslub. Firman justru mencurigai ada penumpang gelap dalam kemunculan gagasan munaslub oleh pihak yang mengatasnamakan Dewan Pakar. 

"Bagi yang kebelet ingin jadi Ketum Partai Golkar bersabar saja untuk mengikuti mekanisme partai yang sudah ada. Ini harus kita hormati dan tegakkan," tuturnya. 

Baca Juga: Ketua Dewan Pakar Bantah Rekomendasikan Munaslub 2023 Golkar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya