Walau Belum Disorot Anggota Kongres AS, Novel Tak Berkecil Hati
"Diangkatnya isu saya ini di kongres adalah hal yang serius"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Akhirnya isu teror penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan turut disampaikan secara resmi di ruang sidang House Foreign Affairs Committee di Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis pagi waktu setempat (25/7) sekitar pukul 10:00 WIB. Isu itu diangkat oleh Manajer organisasi Amnesty Internasional untuk wilayah Asia Pasifik, Francisco Bencosme.
Isu teror air keras yang menimpa mantan Kasatreskrim di Polres Bengkulu itu memang bukan satu-satunya contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang diangkat oleh Bencosme. Ia turut menyinggung mengenai pembunuhan tanpa melalui proses peradilan di rezim Presiden Filipina, Rodrigo Duterte sebagai dampak memberantas narkoba.
Teror yang menimpa Novel disebut oleh Bencosme untuk menggambarkan penegakan HAM di Indonesia masih belum baik. Sebagai bukti, kasus teror air keras yang menimpa Novel hingga kini belum diungkap siapa pelakunya. Padahal, teror itu terjadi pada 2017 lalu.
"Di Indonesia, kami telah berkampanye untuk transparansi dan kejelasan mengenai serangan terhadap pembela HAM Novel Baswedan yang terjadi pada 2017. Ia merupakan penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di mana wajahnya disiram menggunakan air keras," kata Bencosme Kamis malam waktu Indonesia.
Ia menjelaskan serangan air keras itu dihadapi Novel ketika penyidik berusia 42 tahun itu tengah mengusut korupsi KTP Elektronik.
"Ia juga merupakan Ketua Serikat Pekerja KPK dan sangat vokal dalam upaya untuk melemahkan KPK," tutur dia.
Lalu, apa tanggapan dari anggota kongres AS terhadap kisah yang dialami oleh Novel? Apa pendapat Novel ketika mengetahui kisahnya diangkat hingga ke Kongres Negeri Paman Sam?
Baca Juga: Amnesty International akan Bahas Teror Novel di Kongres AS Malam Ini
1. Anggota Kongres AS masih fokus terhadap isu pelanggaran HAM di Filipina dan Myanmar
Sayangnya, kendati isu Novel telah diangkat Bencosme, namun anggota Kongres AS tidak menanyakan lebih lanjut perihal teror yang ia alami. Semua anggota Kongres yang hadir fokus dan lebih mendalami pelanggaran HAM yang terjadi di Filipina dan yang dialami oleh etnis Rohingya di Myanmar.
Bahkan, salah satu anggota Kongres AS, Ted Yoho sempat melontarkan pertanyaan menarik yakni terkait keterlibatan Tiongkok di negara-negara yang diduga pelanggaran HAM nya masih tinggi.
"Dalam pandangan Anda tidak Tiongkok terlihat selalu ingin mempererat hubungan kerja sama di bidang ekonomi, khususnya di negara-negara yang catatan pelanggaran HAM nya tengah disorot," tanya Yoho.
Kendati begitu, Bencosme tetap menyuarakan bahwa penyidik yang bertugas di KPK, aktivis, dan pembela HAM rentan diteror dan terpapar terhadap tindak kekerasan.
"Sementara, pertanggung jawaban secara hukum jarang dilakukan," kata dia.
Baca Juga: [Eksklusif] Novel Baswedan: Presiden Seolah 'Cuci Tangan' Kasus Saya