Warga Abai Prokes, Megawati: Masak Gak Malu Presiden yang Ingatkan!
"Nanti kalau sudah kena penyakitnya, yang urusi siapa?"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri heran banyak warga yang tak patuh terhadap protokol kesehatan. Padahal, angka kasus COVID-19 di tanah air terus melonjak.
Situasi ini, dinilai Mega tak masuk akal, karena Presiden Joko "Jokowi" Widodo sampai harus turun tangan mengingatkan agar prokes dijalankan.
"Masak kalian sebagai warga bangsa enggak malu? Sampai harus diturunkan yang namanya tentara (agar mematuhi prokes). Enggak mengerti saya," kata Megawati ketika berbicara dalam diskusi daring PDI Perjuangan dengan penerima Kalpataru pada Kamis (7/1/2021).
"Padahal, kalau sudah kena penyakitnya, coba ayo yang urusi siapa? Terus selalu dibilang itu kan urusannya pemerintah, enak saja!" lanjut perempuan yang menjadi presiden kelima Indonesia itu lagi.
Menurutnya, enggak adil bila kondisi pandemik yang semakin tak terkendali di Indonesia, semata-mata disebabkan oleh pemerintah. Padahal, kata dia, biaya yang dikeluarkan untuk mematuhi praktik 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) tidak seberapa bila dibandingkan dirawat di rumah sakit karena terpapar COVID-19.
Mengapa Mega mengajak para penerima penghargaan Kalpataru untuk berdiskusi mengenai COVID-19?
Baca Juga: Epidemiolog: PSBB Jawa-Bali Tak akan Efektif Tanpa Penerapan 3T
1. Mega berharap penerima Kalpataru ikut tingkatkan kewaspadaan publik soal COVID-19
Dalam acara webinar itu, Mega meminta 47 penerima penghargaan Kalpataru ikut bersama-sama meningkatkan kewaspadaan mengenai pandemik COVID-19.
"Karena saya tahu penyandang Kalpataru ini cinta lingkungan, jadi bisa saya mintai tolong untuk COVID-19 ini agar ngomong juga," tutur Mega.
Mantan presiden perempuan pertama di Indonesia itu juga meminta, para kader muda di PDIP yang duduk di jajaran struktural turut berkontribusi.
"Ayo, ikut ngomong dong (soal COVID-19), lakukan (upaya sosialisasi). Itu sih enggak perlu menunggu perintah saya," katanya.
Mega juga menyebut salah satu program HUT ke-48 PDIP yakni membersihkan sungai. Salah satu yang hendak dibersihkan adalah Kali Ciliwung. Namun, ia berharap sampah yang diangkut dari Kali Ciliwung tak sekadar dipindahkan.
Mega berpesan kepada Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto agar berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta soal pengelolaan sampah yang diangkut dari sungai tersebut.
"Apa nanti sampahnya akan dibawa ke Bantar Gebang? Aduh minta ampun," ujar Mega lagi.
Baca Juga: Menkes Minta Bio Farma Kurangi Seremoni dalam Distribusi Vaksin COVID