TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Februari Hari Kavaleri: Begini Sejarahnya 

Kavaleri adalah pasukan khusus bertempur

Logo Kavaleri (kompasiana.com)

Hari Kavaleri jatuh pada 9 Februari setiap tahunnya. Kavaleri berasal dari bahasa Latin yaitu caballus dan dalam bahasa Perancis disebut chevalier yang berarti kuda atau pasukan berkuda. Sehingga kavaleri merupakan kegiatan perang khusus yang bertempur dengan mengendarai kuda sambil mengangkat senjata.

Namun, kavaleri pada masanya merujuk kepada pasukan militer khusus yang bertempur menggunakan kendaraan lapis baja atau tank. Karena itu, kavaleri dibagi menjadi dua, lapis baja dan  berkuda. Saat ini kavaleri berkuda sudah tidak pernah digunakan lagi.

Melalui Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor 5/KSAD/PNPT/50 tanggal 9 Februari 1950 merupakan hari terbentuknya satuan lapis baja dan m sudah diperingati sejak saat itu hingga kini.

Baca Juga: Sejarah Jembatan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur

Baca Juga: TNI AU dan TNI AL Bantah Terapkan Tes Keperawanan Bagi Calon Prajurit

1. Sejarah awal Hari Kavaleri

Potret sejarah Hari Kavaleri (indomiliter.com)

Hari Kavaleri tentunya tidak datang begitu saja tanpa ada pengorbanan dan perjuangan dari tokoh yang terlibat. Sejarah kavaleri bermula dari tahun 1949, di mana saat itu para pejuang tidak memiliki senjata yang memadai sehingga timbul niat untuk merampas beberapa ranpur panser dari Jepang, Belanda, dan Inggris untuk melawan sekutu. Senjata tempur hasil rampasan digunakan lebih dulu di Palembang, 1949, kemudian di Pulau Jawa dan Medan pada awal 1950.

Kemudian masih di tahun yang sama, 1950, satuan organisasi ini akhirnya dibentuk dengan nama Komando Pasukan Berlapis Baja di bawah pimpinan Letkol Kav KGPH Soerjo Soejarso yang memimpin 4 eskadron kavaleri di Bandung, Magelang, Palembang dan Medan. Eskadron kavaleri dilengkapi dengan alat tempur ex KNIL berupa Ford Link, Humber Scout, Otter Body Car, Universal Carrier dan Stuart.

Dengan peralatan tempur seadanya, satuan kavaleri Angkatan Darat ikut terlibat dalam operasi menumpas pemberontakan di daerah-daerah berikut, seperti dilansir dari Pusat Kesenjataan Kavaleri

  • Angkatan Umat Islam (AUI) di Kebumen, Jawa Tengah.
  • Merapi Merbabu Compleks (MMC) di Jawa Tengah.
  • Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku.
  • DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
  • PRRI/Permesta di Sumatera Barat dan Sulawesi Utara.

Lalu pada 7 Juni 1956, organisasi tersebut diubah dari Inspektorat Kavaleri menjadi Pusat Kavaleri sesuai dengan Surat Keputusan KSAD nomor: Kpts/78/6/1956 tanggal 7 Juni 1956.

2. Perkembangan Kavaleri dari periode ke periode

Potret Kavaleri (id.quora.com)

Pada 1958 hingga 1965 terjadi perubahan di lingkungan TNI AD termasuk Kavaleri Pusat yang diubah menjadi Pusat Kesenjataan Kavaleri. Maka eskadron kavaleri diakui menjadi Batalyon Kavaleri yang mencakup:

  • Eskadron Kavaleri 1 menjadi Batalyon Kavaleri I di Padalarang.
  • Eskadron Kavaleri “ B ” menjadi Batalyon Kavaleri 4 di Bandung.
  • Eskadron Kavaleri IV menjadi Batalyon Kavaleri 5 di Palembang.
  • Eskadron Kavaleri Berkuda menjadi Resimen Kavaleri Berkuda.

Pada periode 1965 hingga 1980, satuan kavaleri banyak diikutsertakan dalam pembertontakan G.30.S/PKI. Saat itu, Brigade Kavaleri 1/Limpung Alugoro di bawah pimpinan Letkol Kav R. Wing Wiryana bergerak dari Bandung ke Jakarta dan Jawa Tengah untuk menyelamatkan Ibukota serta wilayah lainnya.

Akhirnya pasukan di Magelang berhasil menguasai Kota Semarang, dan pasukan di Malang berhasil merebut Blitar Selatan yang dijadikan basis pemberontakan PKI.

Periode 1980 hingga 1990 ditandai dengan proyek Beta yaitu pengadaan ranpur AMX-13/105 sebanyak 100 unit untuk menggantikan ranpur AMX-13/75 Kostrad dan bertujuan untuk pengisian Batalyon Kavaleri Kewilayahan. Saat itu Pusat Kavaleri di bawah pimpinan almarhum Brigjen TNI Haryono P. Maka, pada 27 Mei 1985, Pusat Kavaleri (Puskav) direorganisasi menjadi Pusat Kesenjataan Kavaleri yang semula di bawah Konbangdiklat menjadi Badan Pelaksanaan Pusat Pembina Teknis ke cabang langsung di bawah KSAD.

Lalu di 1984, dilakukan pengadaan ranpur Co. Scout dan Co. Ranger dari Amerika Serikat. Saat itu proses memperpanjang usia ranpur aset lama dilakukan melalui rekondisi, repowering atau pun retrofitting. Sekaligus pengadaan ranpur tank Scorpion dan Stormer dari Inggris.

Sementara di 2001 hingga 2007, adalah proses penataan ranpur ke Satuan-satuan kavaleri di pulau Jawa sebanyak 130 unit dan pengadaan 32 unit panser VAB-NG hasil buatan Perancis.

Baca Juga: TNI AL Masih Selidiki Fungsi Benda Mirip Tank di Laut Natuna

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya