TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

21 Mei Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

75 persen konflik negara berakar dari perbedayaan budaya

Ilustrasi perbedaan budaya (muslimahreformis.org)

Jakarta, IDN Times - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB mendeklarasikan Hari Dunia ini pada tahun 2002, setelah adopsi Deklarasi Universal tentang Keanekaragaman Budaya oleh UNESCO di 2001. UNESCO mengakui perlunya menetapkan hari dunia ini untuk meningkatkan potensi budaya sebagai saran untuk mencapai kemakmuran, pembangunan berkelanjutan, dan koeksistensi damai gobal.

Maka, Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia diperingati setiap tanggal 21 Mei setiap tahunnya. Jadi, walaupun hari ini tidak ditandai sebagai tanggal merah, kamu perlu mengetahui peringatan hari besar ini. Yuk, simak sejarah dan tujuan dirayakannya hari ini!

Baca Juga: 20 Februari Hari Keadilan Sosial Sedunia, Begini Sejarahnya

Sejarah Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

Website Hipwee

Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan serta Kebudayaan UNESCO mengeluarkan deklarasi melalui resolusi PBB Nomor 57/249. Di mana sebelumnya PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik yang muncul dan terjadi di seluruh dunia berakar dari dimensi kultural.

Akibat dari masalah tersebut, PBB merasa perlunya mencanangkan dialog untuk menjembatani keragaman budaya dengan maksud agar dunia menjadi lebih damai dengan perbedaan yang ada. Salah satu upaya PBB untuk menerapkan perbedaan budaya adalah mengundang tetangga beda agama ataupun suku dan ras untuk makan bersama, mengunjungi pameran kebudayaan, mendengarkan musik dari budaya yang berbeda.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang memiliki kebudayaan paling beragam dari seluruh dunia. Menurut Badan Pusat Statistik, tercatat kurang lebih 1.128 suku di Indonesia yang tersebar dari berbagai pulau. Seperti yang diketahui sebelumnya juga, Indonesia adalah negara kepulauan.

Sebelumnya, Indonesia pernah mengalami konflik antar agama yaitu kelompok Kristen dan Islam yang terjadi di Ambon, kemudian etnis Dayak dan Madura di Sampit, hingga kerusuhan yang terjadi di Mei 1998 yang berpengaruh bagi etnis Tionghoa. Banyaknya konflik budaya tersebut membuat PBB merasa Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia perlu ditetapkan.

Baca Juga: 5 Budaya Denpasar yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya