TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapan Malam 1 Suro 2023? Ketahui Sejarah dan Tradisi Sakralnya

Malam 1 Suro dianggap sakral dan keramat

potret tradisi malam satu Suro (flickr.com/agung.satria)

Malam 1 Suro sebentar lagi tiba. Tidak hanya sebagai pertanda pergantian tahun dalam kalender Jawa, malam 1 Suro juga menjadi malam sakral bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat suku Jawa. Biasanya, masyarakat akan melakukan berbagai tradisi untuk merayakan malam 1 Suro.

Pada tahun ini, malam 1 Suro akan jatuh pada bulan Juli 2023. Lalu, kapan malam 1 Suro 2023 tiba? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!

1. Kapan malam 1 Suro?

ilustrasi kalender (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Malam 1 Suro adalah malam sebelum memasuki bulan Suro. Malam 1 Suro biasanya sering diidentikkan dengan datangnya 1 Muharram yang ada pada kalender Hijriah. Meski begitu, kalender yang digunakan dan perhitungan tahun pertama pada kedua bulan ini berbeda.

Dilansir situs web Kemenag RI, peringatan 1 Suro bertepatan dengan 1 Muharam yang merupakan tahun baru Islam. Perbedaannya adalah memperingati 1 Suro didasarkan pada perhitungan tahun pertama yang diawali Rabu Wage atau lebih dikenal Aboge.

Menurut SKB Tiga Menteri Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023, pada tahun ini, tanggal 1 Muharram 1445 H jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023. Untuk itu, tanggal tersebut juga menjadi tanggal yang sama dengan peringatan 1 Suro.

Jadi, kapan malam 1 Suro? Malam 1 Suro jatuh pada Selasa malam, 18 Juli 2023. Pasalnya, malam 1 Suro diperingati pada malam hari setelah waktu magrib sehari sebelum tanggal 1 Suro.

Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pergantian hari antara kalender Jawa dan kalender Masehi. Pada kalender Jawa, pergantian hari dimulai saat matahari terbenam dari hari sebelumnya. Sedangkan pada kalender Masehi, pergantian hari terjadi saat tengah malam.

2. Sejarah penetapan malam 1 Suro

Sejumlah warga mengikuti tradisi malam satu Suro di kompleks sendang Sidhukun Desa Traji, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). Tradisi menyambut satu Suro yang biasanya dihadiri ribuan orang, kali ini hanya dihadiri puluhan warga tertentu dan pemangku adat karena pandemi COVID-19 dan disiarkan secara virtual. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Kembali dilansir situs web Kemenag RI, kata "suro" merupakan salah satu nama bulan dalam Tahun Saka. Satu Suro menjadi peringatan tahun baru dalam agama Buddha. Bulan Suro dianggap sebagai bulan sakral oleh masyarakat suku Jawa.

Pada bulan ini, ada satu malam yang juga dianggap sangat sakral, yaitu malam 1 Suro. Tradisi turun-temurun peringatan malam 1 Suro lekat dengan masyarakat suku Jawa yang masih berpegang terhadap tradisi leluhur.

Sebenarnya, tradisi malam 1 Suro dimulai saat masa pemerintahan Sultan Agung. Diketahui saat itu, umumnya masyarakat masih mengikuti penanggalan tahun Saka. Kemudian, kala itu kalender Jawa menjadi inisiatif Sultan Agung untuk memperluas ajaran Islam di Jawa dengan membuat sistem penganggalan Aboge. Sistem penanggalan tersebut merupakan tahun Hijriah yang digunakan sebagai sistem penanggalan Muslim Jawa.

Sistem penanggalannya terkadang berjarak 1 hari lebih lama. Angka tahunnya juga menggunakan tahun Jawa yang lebih muda 78 tahun dari tahun Masehi. Untuk tahunnya, tetap menggunakan tahun Saka. Namun, perhitungannya diubah menjadi sistem tarikh qamariyah atau kalender Hijriah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya