Pahami! Ini Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet
Cacar monyet bukan penyakit menular seksual
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status darurat untuk kasus cacar monyet. Terbaru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga memastikan belum ada konfirmasi kasus cacar monyet atau Monkeypox di Tanah Air.
Dokter spesialis penyakit dalam, Robert Sinto, mengatakan, cacar monyet dapat terjadi pada berbagai kategori usia termasuk anak-anak. Namun, terdapat perbedaan antara cacar monyet pada anak dan dewasa, terutama yang terjadi pada saat ini dan sebelumnya.
"Sebetulnya ada perbedaan gambaran klinis yang bisa kita temukan dari laporan kasus cacar monyet yang ditemukan di Afrika dengan yang tiga bulan terakhir ini, bulan April, Mei, Juni, mulai merebak," kata Robert.
Baca Juga: IDI Minta Semua Dokter Waspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien
Baca Juga: Kemenkes Pastikan Indonesia Masih Nihil Cacar Monyet
1. Perbedaan cacar monyet dulu dan sekarang
Robert mengatakan, cacar monyet yang pernah ditemukan dahulu dapat menginfeksi banyak usia, mulai dari anak-anak, perempuan, hingga pria. Biasanya, gejala cacar monyet yang muncul berupa dataran merah, menonjol, berisi cairan, dan terakhir akan menjadi keropeng dan melepas.
"Jadi hampir seperti cacar air. Tetapi perbedaannya, cacar air perubahan dari satu gambaran ke gambaran lain itu membutuhkan waktu yang sangat cepat sehingga dalam hitungan hari. Cacar air itu bisa bertemu ada yang keropeng, ada yang sudah mulai bintil, ada isi airnya, ada masih datar merah," kata Robert.
"Nah ini yang tidak terjadi pada cacar monyet. Cacar monyet gambarannya dalam satu waktu kita akan bertemu tampilan klinis yang sama," katanya.
Baca Juga: IDI Minta Semua Dokter Waspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien
Baca Juga: Menkes Lakukan Pendekatan ke Homo-Gay, Cegah Penularan Cacar Monyet