TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies: Pendidikan Sering Dianggap Program, Dimonopoli Pemerintah

Anies juga menilai upah guru belum sepadan

Anies Baswedan di acara Belajaraya 2023. (dok. Youtube belajaraya)

Jakarta, IDN Times - Bakal calon presiden (Capres) 2024 dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengungkapkan adanya sejumlah tantangan di dunia pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan yang dipandang sebagai program, bukan gerakan.

“Pendidikan ini sering dipandang sebagai program, lalu dimonopoli oleh pemegang kewenangan. Siapa? Pemerintah. Wujudnya dinas, wujudnya kepala sekolah, lalu dianggap itu wilayah pemerintah,” kata Anies dalam acara Belajaraya 2023 di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Sabtu (29/7/2023).

Menurutnya, para pegiat pendidikan sering tidak diikutsertakan di dalam pendidikan itu sendiri.

Baca Juga: Cerita Ganjar Soal Pendidikan di Indonesia, Gak Cuma Nilai Akademis!

Baca Juga: Anies Baswedan Obral Janji di Hadapan Kades, Bakal Naikkan Dana Desa

1. Pemerintah harus memberi ruang untuk semua pihak

Calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan (tengah) (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Anies juga mengatakan, seharusnya pemerintah bisa memberi ruang untuk semuanya, terutama untuk keterlibatan dan kolaborasi pendidikan.

“Tanggung jawab keterlibatan di pendidikan itu dimiliki semuanya. Pemerintah bisa memberikan ruang untuk terlibat semuanya. Kita menyaksikan yang ada di pemerintah itu fiskal dan otoritas, nah yang tidak dimiliki itu inovasi, kreasi, jaringan, yang dimiliki oleh pegiat pendidikan,” tuturnya.

2. Pendidikan sebagai gerakan

Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri menggelar acara penyerahan bantuan sosial pendidikan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) di SMPN 1 Banyakan (15/11/21). (Dok. Pemkab Kediri)

Mantan menteri pendidikan era Presiden RI Joko Widodo ini menambahkan, jika pendidikan dianggap sebagai gerakan, maka semua pihak bisa terlibat untuk kemajuan pendidikan itu sendiri.

“Jadi sekolah kita membuka ruang kepada masyarakat untuk datang dan terlibat, pengambilan kebijakan juga melibatkan para pegiat pendidikan untuk terlibat. Ini jadi yang paling menantang,” ucapnya.

Baca Juga: Legacy dan Keberlanjutan dalam Dunia Pendidikan Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya