TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akhir Pekan Syahdu di Kaki Gunung Ijen, Berwisata sembari Bersastra

Dihadiri juga oleh Garin Nugroho

IDN Times/Istimewa

Jakarta, IDN Times-Jika akhir pekanmu terlampau biasa saja, acara yang digelar di Banyuwangi ini mungkin adalah jawabannya. Ya, di sana sedang diadakan Kemah Sastra Nasional 2018 selama dua hari, Sabtu-Minggu, (28-29/4). Acara ini adalah rangkaian Festival Sastra Banyuwangi ke-2 sekaligus bertepatan dengan Hari Puisi Nasional.

Gelaran disemarakkan dengan kehadiran penyair-penyair kenamaan Indonesia dan dihadiri oleh ratusan peserta terdiri dari para penyair Nusantara yang karyanya lolos seleksi untuk antologi puisi Senyuman Lembah Ijen. 

Baca juga: 10 Wisata Banyuwangi Paling Favorit Selain Kawah Ijen, Sudah ke Sini?

1. Siapa sastrawan kenamaan yang hadir? Dari Garin sampai Zawawi Imron

IDN Times/Istimewa

Kegiatan ini dihadiri oleh sastrawan top nasional, antara lain: D. Zawawi Imron, Ahmadun Yosi Herfanda, Sutardji Calzoum, Wayan Jengki Sunarta, Hasan Aspahani. Hadir pula sutradara Garin Nugroho dan Ketua Dewan Kesenian Blambangan Samsudin Adlawi.

Selain mereka, juga hadir para penyair muda Banyuwangi jebolan seleksi Liga Puisi 2018 yang karyanya dibukukan dalam antologi puisi Menggandrungi Banyuwangi. 

2. Pembukaan berlangsung meriah dan dihadiri penyair dari negara tetangga

IDN Times/Istimewa

Melalui rilis yang diterima IDN Times, pembukaan kegiatan ini berlangsung meriah Sabtu (28/4) pagi sekitar pukul 07.00 wib. Ratusan peserta tampak antusias menikmati agenda akhir pekan penuh kesan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi mengggelar Kemah Sastra sebagai cara untuk meningkatkan budaya literasi generasi muda.

“Kami mendorong tumbuhnya budaya menulis dan membaca. Semoga anak-anak muda kita mendapat banyak inspirasi dari para sastrawan hingga akhirnya mampu menciptakan ide dan menuangkannya lewat karya sastra," kata Anas.

Pembukaan Kemah Sastra Nasional yang berlangsung di Resor Jiwa Jiwa di kaki Gunung Ijen ini diikuti ratusan penyair muda dari dalam dan luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Mozambik. Dari dalam negeri, hadir pegiat sastra Pekanbaru, Lombok, Bali, Pangkalpinang, Banten, Ambon, Yogyakarta, Solo, Bogor, Sukabumi, dan Jakarta.

Para peserta mengikuti workshop penulisan cerpen dan puisi oleh sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda dan Hasan Aspani. “Ini akan menjadi sarana untuk berbagi pengalaman dalam menggeluti dunia sastra. Sehingga para peserta, anak-anak muda pegiat sastra, bisa semakin matang dalam bersastra,” kata Ketua Dewan Kesenian Blambangan, Samsudin Adlawi.

3. Langkah Banyuwangi pertemukan tokoh sastra nasional dengan generasi muda

IDN Times/Istimewa

Kemah Sastra Nasional juga menghadirkan sutradara Garin Nugroho yang menampilkan sebuah monolog. Garin mengatakan langkah Banyuwangi dalam mempertemukan tokoh-tokoh sastra nasional dengan generasi muda sangat baik. 

“Metode mengundang sastrawan untuk dipertemukan anak-anak muda untuk berbagi pengetahuan dan metode serta berbagi cara menghormati kata adalah sesuatu yang sangat luar biasa,” kata Garin.

Hal senada juga dilontarkan Sutardji Calzoum Bachri. Menurut dia, Kemah Sastra yang berhasil mendatangkan anak-anak muda ini menunjukkan optimismenya bahwa sastra masih diminati masyarakat luas.

“Saya senang Banyuwangi bergeliat membangun tradisi literasi melalui kegiatan sastra. Ini jadi bekal meningkatkan kualitas SDM, memperkaya peradaban kita, yaitu peradaban yang merawat bahasa,” ujarnya.

Acara Kemah Sastra itu juga ditandai dengan peluncuran buku kumpulan puisi berjudul “Senyuman Lembah Ijen” yang memuat 190 puisi tentang keindahan dan kehidupan Gunung Ijen. Puisi-puisi itu dikurasi dari 600 puisi yang masuk ke panitia yang berasal dari dalam dan luar negeri. Ada pula peluncuran 20 buku sastra karya sejumlah penyair muda Banyuwangi.

Baca juga: Ini Yang Terjadi Jika Menkeu Sri Mulyani Mendaki Gunung Ijen

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya