TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Geger Ikan Sarden, Ini Pendapat Dokter Senior Handrawan Nadesul yang Viral

Omongan Bu Menteri tak perlu dinyinyiri, kata Nadesul

ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Jakarta, IDN Times-Masyarakat dihebohkan dengan temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang meyebut adanya cacing di dalam kemasan sarden dan makarel kalengan. Jumlah produk yang diduga terkontaminasi pun tak tanggung-tanggung, mencapai 27 daftar. Lebih parah lagi sejumlah merek adalah langganan dikonsumsi masyarakat.

Masyarakat panik. Sejumlah ibu rumah tangga bahkan banyak yang membuang produk sarden yang dibelinya lantaran informasi ini. Lalu bagaimana sebaiknya bersikap?

Berikut pendapat dokter senior Handrawan Nadesul, yang tulisannya viral di media sosial, sudah dibagikan lebih dari 1.200 disukai 1.000 lebih dan mendapat 300an komentar.

IDN Times sebelumnya sudah meminta izin kepada Handrawan Nadesul untuk ikut menerbitkan tulisannya:

Baca juga: BPOM: 27 Sarden Kalengan Mengandung Parasit Cacing, Ini Daftarnya!

 

1. Penjelasan ikan kalengan

pixabay.com

Ikan kalengan awalnya hanya terbuat dari jenis ikan sarden, ikan berukuran lebih kecil. Namun kemudian berkembang dari jenis ikan lebih besar, salah satunya mackarel. Namun apa pun jenis ikannya, kalengan ikan tetap disebut ikan sarden.

Yang disebut cacing dalam ikan makarel itu memang betul salah satu parasit pada ikan, yang bisa menginfeksi manusia. Namanya anisakis. Seperti parasit lain yang bersifat zoonosis, atau infeksi dari hewan yang bisa menulari manusia, anisakis melewat siklus hidupnya dari ikan laut, khususnya ikan yang karnivora, yang memangsa ikan kecil, udang, cumi.

Siklus hidup cacing anisakis melalui beberapa tahapan, dan tahap akhirnya menjadi larva pada tubuh ikan pemangsa. Di dalam tubuh ikan pemangsa, selain ikan mackarel, sering pada ikan selar, dan tenggiri.

Dalam tubuh ikan inilah larva kemudian lahir menjadi cacing dewasa, yang tidak hanya dalam pencernaan ikan bermukimnya, melainkan bisa menembus memasuki daging ikan juga. Maka cacing dewasa anisakis ditemui dalam daging ikan juga.

Manusia tertular cacing anisakis apabila menelan ikan yang positif mengandung cacing anisakis dalam keadaan hidup dan itu terjadi kalau mengonsumsi mentah, atau memasaknya setengah matang. Tidak terinfeksi apabila ikan sudah diproses pemanasan di atas sekurangnya 70 derajat C, atau pendinginan minus 20 derajat C.

2. Cacing di dalam ikan kalengan tak berbahaya

art-and-graft.com

"Kita tahu proses pengalengan ikan apa pun sudah lebih dari 120 derajat C selain pada waktu pemancingan disimpan dalam suhu rendah. Mestinya, sekalipun ada ikan yang positif bercacing anisakis, cacing sudah tewas," Nadesul dalam tulisannya.

Menelan cacing tewas sama halnya seperti kita menelan ulat dalam petai, atau pada kangkung, atau sayur mayur, yang tanpa kita sadari. Atau sama saja dengan menelan goreng jangkrik, belalang, atau menelan ulat sagu mentah. Tidak ada makna penyakit, melainkan alasan jijik, dan estetika belaka. Sama sekali tidak mengganggu kesehatan.

Baca juga: Waspada, Sarden Berparasit Ditemukan di Kota-kota Ini

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya