TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bujuk Rayu Motivator JE Sebelum Tiduri Korban: Kamu Akan Jadi Sesuatu

Korban mengaku diperkosa hingga 15 kali

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Kasus dugaan perkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan motivator dan pendiri sekolah SPI, JE, makin mencuat setelah para korbannya bermunculan di sejumlah platform media sosial.

Salah satunya dua korban pelecehan JE muncul di podcast Deddy Corbuzier. Dua korban JE lantas membongkar perbuatan bejat JE. Tak hanya pelecehan seksual, JE juga berulang kali melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap korbannya.

Dari pengakuan salah satu korban, ia diperkosa hingga 15 kali di sekolah SPI. 

Dalam podcast yang diposting Rabu (6/7/2022) itu, Deddy menyebutkan awal mula ia mengetahui kasus yang menimpa kedua korban dari akun YouTube Cokro TV. Sebelumnya, kedua korban pernah menceritakan kisah mereka di YouTube Cokro TV.

Deddy sendiri mengaku tak memaksa dua korban JE bercerita tentang kisah pilunya. "Yang kalian gak mau cerita, kalian gak usah cerita, tapi kalau kalian mau cerita, kalian cerita," kata Deddy.

Namun kedua korban kemudian tidak keberatan menceritakan kronologi kasus yang menimpanya pada 2018 silam. 

Baca Juga: Karyawati Citayam Jadi Korban Pelecehan Seksual di Angkot Kuningan 

1. Salah satu korban diperkosa 15 kali sejak kelas 2 SMA

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Mardya Shakti)

Korban yang tidak disebutkan namanya itu mengungkap bahwa motivator JE sering mencari bibit-bibit muda dengan alasan akan dididik sebagai pengusaha yang berhasil seperti JE. Salah satu korban mengaku sering dipanggil di luar kegiatan sekolah. Waktu itu ia masih kelas dua SMA. Umurnya saat itu 16 tahun.

Ketika dipanggil ke ruang khusus JE, biasanya diawali dengan pemberian motivasi untuk masa depannya, atau JE kerap menanyakan kondisi keluarga korban. Setelah memberi motivasi, JE kemudian mulai beraksi, seperti merangkul dan memeluk korban serta meminta korban menganggap JE seperti ayahnya sendiri.

"Kamu saya lihat punya jiwa leadership, kamu bisa saya jadikan sesuatu untuk mengangkat ekonomi keluarga. Intinya kamu harus nurut apapun kata saya," kata korban menirukan ucapan JE.

Awalnya korban ini tidak merasa aneh dengan sikap kebapakan JE. Sebab dia mengaku sudah menjadi anak yatim sejak kelas 6 SD, sehingga merasa menemukan figur ayah saat bertemu dengan JE. Akan tetapi perasaannya berubah dalam hitungan menit, karena ketika itu korban mulai merasa tidak nyaman saat tiba-tiba JE menciumnya.

Sebulan setelah kejadian, korban dipanggil kembali menghadap JE pada malam hari untuk diberi motivasi. Awalnya, JE berbasa-basi dengan menanyakan kondisi keluarga korban. Korban kaget saat JE mendekat dan merabanya.

Korban menyatakan bahwa saat itu ia hanya merasa kaku, diam, kaget, bingung, dan tidak berani berbuat apa-apa. Ia hanya bisa diam dan diperintah untuk kembali ke asrama oleh JE.

Korban juga menyampaikan bahwa beberapa waktu setelah kejadian tersebut, JE kembali memanggilnya ke sebuah ruang khusus yang ditempati JE. Ruang itu masih berada di dalam lingkungan sekolah.

Korban mengatakan bahwa kondisi saat itu sudah gelap dan tiba-tiba JE menarik tangannya ke dalam salah satu ruangan. "Di situ saya merasa enggak berharga, Tuhan ini gimana, saya harus bagaimana, saya enggak ngerti di situ," ucapnya sambil menangis pilu.

Saat menceritakan kejadian tersebut, korban tidak kuasa menahan tangisnya. Ia juga sesekali terdiam. Tangisnya semakin kencang saat menuturkan kejadian rudapaksa yang menimpanya berlangsung 15 kali. 

Baca Juga: Viral Video Pelecehan Seksual di Angkot Jakarta, Penumpang Lain Diam!

2. Pelecehan juga dilakukan di ruang guru

ilustrasi Pelecehan Seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Korban JE lainnya mengaku tidak sampai diperkosa, namun ia mengaku alami pelecehan belasan kali. Pertama kali ketika dipanggil ke ruangan JE pada malam hari. Saat itu JE memanggilnya ke ruangan melalui pesan WhatsApp. Ia tak menaruh curiga karena manajemen sekolah sudah biasa mengadakan rapat ataupun meeting hingga malam hari.

Namun begitu sampai ruangan JE, tangannya langsung ditarik dan dilecehkan. Ia juga kaget mengetahui JE sudah tak berbusana. Korban sempat berontak dan menolak, namun tak berdaya.

Ia juga mengaku pernah menyaksikan korban lain dilecehkan oleh JE di sore hari. Saat itu korban yang tinggal di asrama sekolah sedang mengambil jemuran. Kebetulan balkon tempat jemuran menghadap ke ruang guru. Saat itu ia menyaksikan kakak kelasnya sedang dilecehkan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya