TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pimpin Pertemuan COVAX, Menlu Retno Dorong Percepatan Vaksinasi Global

Kesenjangan vaksinasi masih terjadi

Menlu Retno pimpin pertemuan COVAX AMC EG secara virtual Rabu (8/6/2022). (dok. Kemlu)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada dan Menteri Kesehatan Ethiopia, kembali memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) secara virtual pada Rabu, 8 Juni 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menyampaikan bahwa dunia saat ini menyaksikan tren positif terkait pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari jumlah kasus baru dan korban jiwa terus melandai.

Baca Juga: Pembuatan Vaksin Merah Putih Molor, Malah Muncul Vaksin BUMN, Kenapa?

1. Dorong vaksin menjadi vaksinasi

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Mengutip pernyataan Presiden Jokowi pada COVAX AMC Summit bulan April 2022 lalu, penting untuk segera mendorong vaksin menjadi vaksinasi.

Untuk itu, lanjut Retno, diperlukan pembaharuan fokus global kepada dua hal penting, yaitu memberi prioritas pendanaan pada upaya vaksinasi, dan mengintegrasikan vaksinasi COVID-19 ke dalam intervensi kesehatan lainnya.

Lebih lanjut Retno menegaskan bahwa COVAX saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari arsitektur kesehatan global.

Keberadaan COVAX menjadi penting karena dua hal, yaitu perlu dipeliharanya solidaritas multi-pemangku kepentingan di tingkat global, dan perlu dilestarikannya akses yang setara terhadap solusi kesehatan, khususnya bagi negara-negara berkembang.

“Ini adalah alasan fundamental kenapa COVAX harus terus ada setelah 2022 dan usai pandemi," tegas Retno.

Baca Juga: Guru di Semarang Terima Vaksin Booster Bareng Vaksin COVID-19 Anak

2. Meski hampir 12 miliar dosis telah disuntikkan, tetapi masih terjadi kesenjangan vaksin

ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Secara global, hampir 12 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan, dan pasokan vaksin yang tersedia saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi global.

Pencapaian ini tak lepas dari peran COVAX sekaligus menjadi bukti bahwa kerja sama antar negara dapat membuahkan hasil.

Namun demikian, tugas COVAX belum selesai, pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Kesenjangan vaksinasi masih terjadi meskipun pasokan vaksin global sudah memadai.

“Kesenjangan vaksin masih terjadi. Banyak orang dengan risiko tinggi di negara berpendapatan rendah belum divaksin. Jumlah dosis vaksin yang tersedia masih belum bisa diimbangi oleh tingkat penyerapannya," kata Retno.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya