TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demokrat Tak Halangi TGB jika Ditarik Jokowi Menjadi Cawapres

TGB tak komunikasi soal langkah politiknya ke partai

IDN Times/Teatrika Putri

Jakarta, IDN Times - Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) digadang-gadang masuk sebagai kandidat cawapres Jokowi. Hal ini tak lepas dari sikap TGB yang terang-terangan mendukung Jokowi menjadi presiden dua periode.

Demokrat menyebut bahwa sikap TGB tersebut melanggar aturan partai, karena mendahului sikap resmi yang belum memberikan dukungan kepada siapa pun. Lalu, bagaimana respons Demokrat jika TGB memang dipinang Jokowi menjadi pendampingnya?

1. Jika ditarik Jokowi, Demokrat tidak akan menghalangi TGB

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahahean menyampaikan bahwa saat ini TGB masih menjadi kader Demokrat. Dan jika nantinya Jokowi memang mengajak TGB menjadi wakilnya, tentu Partai Demokrat tidak akan mempermasalahkan hal itu.

Tetapi, lanjutnya, jika ditanya apakah akan mendukung atau tidak, ia hanya menjawab bahwa nanti akan dibicarakan lagi oleh partai untuk memutuskan arah dukungan.

"Tentu kami akan kembali membicarakannya dengan partai apakah akan bertemu atau tidak. Tetapi manuver-manuver personal itu sah-sah saja, ya tentu kami tidak boleh menghalangi TGB untuk berkarir politik lebih tinggi," ujar Ferdinad di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (10/7).

2. Jika ingin bermanuver politik lebih luas, Demokrat sarankan TGB mengundurkan diri

IDN Times/Teatrika Putri

Ferdinand menyampaikan, apabila memang TGB ingin bermanuver di luar partai, maka ada baiknya jika ia menentukan sikapnya di Partai Demokrat. Seperti mengundurkan diri dari partai atau melakukan komunikasi dengan partai.

"Yang jelas Partai Demokrat tidak akan menghalang-halangi, tidak akan menghambat, dan tidak akan melarang kalau TGB dibawa Jokowi menjadi wakilnya," terang Ferdinand.

"Tetapi posisi beliau di Partai Demokrat perlu dipertegas, karena kita punya fatsun etika politik partai. Setiap pejabat partai tidak boleh mendahului sikap resminya daripada sikap resmi partai," sambung dia.

Baca juga: Dukung Jokowi, TGB Terancam Dipecat dari Partai Demokrat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya