TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Istana: Komite Penanganan COVID-19 dan PEN Ibarat Gas dan Rem  

Ekonomi juga masalah penting di tengah pandemik

Menteri Sekretariat Negara RI, Pratikno (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan tentang pembentukan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Komite tersebut dibentuk melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2020.

Pembentukan komite tersebut, kata Pratikno, merupakan perwujudan dari konsep gas dan rem yang selalu disampaikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Sehingga, antara kebijakan kesehatan dan ekonomi di tengah pandemik ini akan seimbang.

"Jadi, Komite Penanganan COVID-19 dan PEN ini dimaksudkan untuk integrasikan kebijakan antara kesehatan dan perekonomian," kata Pratikno dalam unggahan video di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (22/7/2020).

Baca Juga: Wiku Adisasmito Gantikan Yuri Jadi Jubir Pemerintah soal COVID-19 

1. Pemerintah jamin penanganan di kesehatan tak akan kendor

Menteri Sekretariat Negara RI, Pratikno (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Pratikno memastikan bahwa upaya pemerintah dalam menangani dampak kesehatan karena pandemik COVID-19 tidak akan mengendur sedikitpun. Menurutnya, penanganan antara ekonomi dan kesehatan akan berjalan beriringan.

"Dua-duanya harus diselesaikan secara seimbang. Tentu saja prioritas pada kesehatan akan tetap sangat utama," ujar dia.

2. Masalah ekonomi juga jadi persoalan penting

Mensesneg Pratikno (kiri) berbincang dengan Menseskab Pramono Anung saat rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/2/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Oleh karena itu, Komite Penanganan COVID-19 dan PEN dibutuhkan untuk mengintegrasikan kebijakan kesehatan ekonomi. Karena ekonomi juga masalah penting di tengah pandemik virus corona ini.

"Jadi ini ibarat gas dan rem, semua-semuanya berjalan dengan terintegrasi, dua-duanya terselesaikan dengan baik karena permasalahan ekonomi juga permasalahan yang sangat penting," ucapnya.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Ditarget Kelar Januari, 8 Provinsi Ini Jadi Prioritas 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya