Jokowi Senang Dengar Kabar Virus Corona Tak Tahan Lama di Cuaca Panas
Tapi, hasil penelitian ahli di AS itu masih jadi polemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengaku senang dengan pernyataan salah satu ahli sains dari Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, William Bryan yang menyebut virus corona lebih cepat mati di cuaca lembab dan panas ketimbang cuaca kering serta dingin. Bryan memaparkan analisa riset awalnya dalam keterangan pers pada (23/4) lalu di Gedung Putih.
Artinya, virus itu juga diprediksi kuat tidak akan bertahan lama di negara dengan cuaca lembab seperti Indonesia.
Meski terdapat pernyataan seperti itu, Jokowi tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan. Hal itu penting guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Lalu, dalam prediksi Jokowi, kapan Indonesia akan keluar dari pandemik COVID-19?
Baca Juga: Jokowi Sebut Ada Perbedaan Makna, Apa Arti Pulang Kampung dan Mudik?
1. Jokowi tetap ingatkan masyarakat untuk disiplin
Menurut Jokowi, kabar dari Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat tentu menjadi hal yang menggembirakan. Sebab, Indonesia sendiri merupakan negara yang beriklim tropis dengan suhu yang panas, udara lembap, dan kaya sinar matahari.
Kendati begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak ingin lengah. Ia tetap mengingatkan agar masyarakat terus menjalankan protokol pencegahan penularan COVID-19 secara disiplin.
"Namun demikian, jangan lupa protokol pencegahan penularan COVID-19 harus terus kita jalankan secara disiplin dengan disiplin yang kuat,” kata Jokowi dalam keterangan persnya, di Istana Merdeka pada Jumat (24/4).
Caranya, ungkap Jokowi lagi yakni dengan satu cuci tangan.
"Yang kedua, selalu menggunakan masker. Yang ketiga, jaga jarak, dan yang keempat tingkatkan imunitas, tingkatkan daya tahan tubuh," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Jokowi: Masyarakat Nekat Mudik 24 Persen, Sudah Mudik 7 Persen