TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahfud Ungkap Awal Mula Usulan Vaksin COVID-19 Mandiri Berbayar

Mahfud sebut pemerintah kewalahan hadapi varian delta

Menko Polhukam memberikan keterangan pers di Kantor Presiden (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan ide vaksin mandiri berbayar berawal dari ledakan varian delta COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Sejak ledakan kasus terjadi, Mahfud menyebut Indonesia memang kekurangan vaksinator untuk memenuhi antusiasme masyarakat untuk divaksinasi.

Akhirnya, pemerintah mulai mengolah usulan tentang adanya vaksin mandiri berbayar. Namun, setelah adanya keputusan tersebut, ternyata mendapatkan gelombang penolakan dari masyarakat. Sehingga, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mencabut keputusan tersebut.

“Itu muncul usul kalau gitu kami mau bayar sendiri dengan vaksin berbayar, diolah usul itu oleh pemerintah, kemudian timbul penolakan dari masyarakat karena katanya itu melanggar prinsip keadilan. Nanti ada kelas sosial yang mampu bayar dan ada kelas sosial yang tidak mampu bayar,” kata Mahfud dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenko Polhukam, Sabtu (24/7/2021).

“Pemerintah langsung putuskan tidak ada vaksin berbayar, itu aspirasi. Nanti ada yang marah lagi 'kenapa kami kan bisa bayar', rakyat tidak setuju, kan gitu,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Vaksin COVID Berbayar Batal, Menkes Diminta Segera Cabut PMK Nomor 19

1. Pemerintah kewalahan lawan varian Delta

Ilustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

Mahfud mengakui pemerintah tengah kewalahan menghadapi COVID-19 varian Delta. Hal itu juga yang memicu adanya usulan vaksin mandiri berbayar.

“Kemarin, sampai sekarang kita kewalahan memang begitu varian Delta merebak, orang yang dulunya tidak mau antigen rebutan antigen, yang dulunya gak mau vaksin rebutan vaksin, sampai antri di mana-mana, sampai ditolak. Kenapa? Tenaga kesehatan gak cukup, vaksinator gak cukup,” tutur Mahfud.

2. Dilema di masyarakat, antara ekonomi atau kesehatan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD terus melalukan dialog dengan tokoh-tokoh Papua. (dok. Humas Menko Polhukam)

Mahfud menyampaikan pemerintah juga mencatat segala keresahan-keresahan masyarakat di tengah pandemik COVID-19. Seperti kebingungan antara memprioritaskan antara kesehatan atau ekonomi.

“Keresahan itu muncul dalam dua bentuk. Satu, takut mati karena COVID, kemudian di seberangnya itu takut mati karena ekonomi. Kalau kita bersembunyi dari COVID, kita bisa mati secara ekonomi, kalau kita lakukan kegiatan ekonomi kita diserang COVID, itu dilema. Ada ketakutan seperti itu,” jelas Mahfud.

“Tapi yang terpenting dari ketakutan itu harus dihadapi dengan kerja sama di antara elemen-elemen bangsa, tokoh-tokoh pemerintahan, tokoh tokoh masyarakat, tokoh kampus akademisi, tokoh adat dan sebagainya, kerja sama, karena ini satu musuh bersama,” katanya lagi.

Baca Juga: Mahfud MD Bicara Dilema Pandemik: Takut Mati karena COVID atau Ekonomi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya