TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Retno: Tambahan 15 Juta Vaksin Sinovac Tiba dalam Waktu Dekat

Sebanyak 3 juta vaksin Sinovac sudah tiba di RI

(Simulasi uji klinis vaksin sinovac COVID-19 di RSUP Unpad, Kota Bandung) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 1,8 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac telah tiba di Indonesia siang ini. Sehingga, total vaksin virus corona dari perusahaan asal Tiongkok yang ada di Indonesia sebanyak 3 juta dosis vaksin.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Indonesia juga akan kembali menerima 15 juta dosis vaksin Sinovac.

"Dalam waktu dekat, diharapkan 15 juta dosis bulk vaccine dari Sinovac yang kemudian akan dimanufaktur oleh Bio Farma akan juga tiba di Indonesia," kata Retno dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).

Baca Juga: Efektivitas Vaksin COVID-19 Sinopharm Capai 79,34 Persen

1. Sebanyak 3 juta vaksin Sinovac sudah tiba di Indonesia

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Hari ini, Indonesia kembali menerima 1,8 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac. Pada 6 Desember lalu, sebanyak 1,2 juta vaksin Sinovac sudah tiba di Indonesia, dengan demikian sudah 3 juta vaksin Sinovac di Tanah Air.

"Alhamdulillah, pada hari ini telah tiba 1,8 juta vaksin Sinovav di Indonesia. Untuk selanjutnya vaksin ini akan dikirim ke Bio Farma Bandung untuk penyimpanan sesusai dengan protokol penyimpan vaksin secara aman sesuai standar WHO," kata Retno seperti yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).

"Ini merupakan pengiriman batch kedua, setelah pengiriman batch pertama sebesar 1,2 juta dosis pada 6 Desember. Dengan ketibaan ini terdapat 3 juta vaksin Sinovac yang ada di Indonesia," ucapnya, lagi.

2. Kedatangan vaksin Sinovac ke Indonesia karena hasil diplomasi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (ANTARA FOTO/Suwandy)

Retno sebelumnya sempat mengatakan, dengan datangnya vaksin Sinovac, akses vaksin ke Indonesia mulai terlihat, khususnya yang melalui jalur bilateral. Menurutnya, pemerintah terus melakukan diplomasi untuk membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengadaan vaksin COVID-19.

"Saya ulangi dengan berbagai pihak. Baik  melalui track bilateral maupun multilateral bagi pengadaan vaksin," ujarnya,  Rabu (30/12/2020).

Sementara dari sisi jalur multilateral, menurut Retno, diplomasi juga terus dilakukan dengan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI), dalam rangka mengamankan akses vaksin melalui mekanisme COVAX-AMC (Advance Market Commitment). 

"Kita terus akan kawal proses ini," tegasnya. Perolehan vaksin dari jalur multilateral ini kurang lebih mencakup rentang 3-20 persen jumlah penduduk.

Baca Juga: Tinjau Kedatangan Sinovac, Menkes: Vaksin Didistribusikan Januari 2021

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya