TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Minta Laboratorium PCR Ditingkatkan, Luhut: Jangan Sampai 3T Gagal

Luhut minta Lab PCR kabupaten/kota ditingkatkan

Luhut Binsar Pandjaitan. (maritim.go.id)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar testing dan tracing terus ditingkatkan, minimal kepada lima orang yang memiliki kontak erat dengan penderita COVID-19. Untuk mendukung upaya ini, Luhut meminta adanya peningkatan laboratorium untuk tes PCR di daerah-daerah lain, tidak hanya di ibu kota provinsi saja.

“Pak Dante (Wamenkes) coba dicek dulu untuk lab PCR ini  supaya jangan sampai 3T ini gagal hanya karena lab PCRnya tidak cukup,” kata Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Vaksinasi bersama Menteri Kesehatan dan para ahli epidemologi dari sejumlah universitas di Indonesia secara daring, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: [BREAKING] Luhut Minta Pemda Serius Buat Aturan Perpanjangan PPKM Level 4

1. Peningkatan laboratorium PCR kabupaten/kota akan dimulai di Pulau Jawa-Bali

Petugas melakukan tes cepat antigen kepada calon penumpang kereta listrik (KRL) di Stasiun Tangerang, Banten, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Fauzan.

Luhut menuturkan, dengan adanya laboratorium PCR di level kabupaten/kota, maka hal itu dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit di daerah. Sehingga, testing dan tracing bisa ditingkatkan.

Sementara, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono akan menindaklanjuti perintah Luhut itu dengan membuka laboratorium PCR kabupaten/kota di Pulau Jawa-Bali terlebih dahulu.

“Memang ada beberapa hal yang perlu kita evaluasi mengenai pelaksanaan testing di puskesmas. Karena PCR di puskesmas itu banyak juga memberikan pelayanan kepada yang terkonfirmasi. Sementara untuk pembukaan lab PCR untuk kabupaten/kota akan coba kita lakukan untuk wilayah Jawa-Bali dahulu,” jelas Dante.

2. Menkes sebut jika testing ditingkatkan, maka angka positif COVID-19 juga akan naik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Dok. Humas KPK)

Selain itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga sempat membahas bahwa mayoritas kasus kematian terjadi pada pasien COVID-19 yang belum vaksin dan umumnya masih di IGD dengan saturasi yang rendah.

“Pasien datang dengan saturasi rendah, kemudian meninggal. Itu sudah dipastikan datangnya telat. Makanya Pak Menko kita akan ajarin untuk mengenali saturasi ini, jadi kita bisa menghindari kematian akibat telat dibawa ke rumah sakit,” ucap Budi.

Di kesempatan itu juga, Budi menuturkan, apabila testing dan tracing ditingkatkan ke depannya, maka angka positif COVID-19 juga akan meningkat.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya