TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rizieq: Kekuatan Umat Bisa Kalahkan Petahana di Pilpres

Rizieq teleconfrence di hadapan para tokoh nasional.

Dok. IDN Times/Istimewa

Jakarta, IDN Times - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama atau GNPF Ulama menggelar acara Ijtima Ulama beserta para tokoh nasional di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (27/7). Acara Ijtima Ulama ini akan digelar selama tiga hari, mulai 27 Juli hingga 28 Juli 2018.

Dalam acara tersebut, Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pun memberikan pidato pembukaan. Pidato dilakukan melalui teleconference, karena posisi Rizieq yang saat ini masih berada di Mekah, Arab Saudi.

Dalam pidatonya tersebut, Rizieq sempat menyinggung tentang koalisi keumatan yang akan dibangun oleh Partai Gerindra, PAN, dan PKS. Bahkan, ia menyampaikan akan membuka ruang kepada Demokrat di dalam koalisi keumatan.

Baca juga: Ditetapkan Jadi Tersangka, Adik Ketua MPR Terancam Penjara 20 Tahun

1. Koalisi umat disebut bisa melawan komunis liberal

Istimewa

Di hadapan para peserta Ijtima Ulama, Rizieq menyampaikan bahwa acara tersebut digelar untuk memusyawarahkan persoalan bangsa dan negara yang krusial. Mulai dari persoalan agama, politik, sosial dan juga para ulama.

"Melalui Ijtima ini memperkuat umat mendorong untuk menyatukan partai politk melawan tirani kezaliman," terang Rizieq melalui teleconference, di Hotel Menara Penisula, Jakarta Barat, Jumat (27/7).

Menurutnya, sudah terdapat beberapa partai yang masuk ke dalam koalisi keumatan. Termasuk Demokrat yang ia klaim bisa masuk ke dalam koalisi umat.

"PAN, PBB, PKS, Gerindra sebagai lokomotif keadilan. Partai Berkarya yang potensial. Partai besar Demokrat. Ayo kita satukan koalisi umat. Ayo kita satukan mereka melawan komunis liberal dan islamphobia," ujar Rizieq.

Baca juga: Bawaslu Temukan 199 Eks Koruptor Daftar Caleg DPRD

2. Rizieq sebut kekuatan umat bisa jatuhkan petahana

IDN Times/Istimewa

Rizieq pun menjelaskan bahwa koalisi ini nantinya akan didukung oleh gelombang umat yang besar. Menurutnya, kekutan umat akan menjadi modal politik yang dahsyat.

"Belajarlah dari Pilkada Jakarta yang mampu mengalahkan petahana yang ditopang lembaga negara yang dibesarkan media dan berbagai lembaga survei," jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya