TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiru Sosok Gus Dur, Gilang Kocok Perut Tamu Anugerah 1 Abad NU

Khofifah dan Yenny Wahid terus tertawa melihat aksi Gilang

Komedian Gilang Dirga tiru sosok Gus Dur (YouTube/TV NU)

Jakarta, IDN Times - Ada momen lucu dalam acara Malam Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) ketika komedian Gilang Dirga menirukan sosok almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Gilang Dirga menirukan gaya Gus Dur di atas panggung ditemani Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Mas Gilang ini dikenal punya banyak kemampuan untuk menirukan gaya apa saja dan siapa saja. Mas Gilang malam ini kira-kira akan menirukan gaya siapa?" tanya Khofifah, seperti disiarkan melalui saluran YouTube TVNU, Jumat (3/2/2023) malam.

Baca Juga: Perayaan Satu Abad NU, Gus Yahya: NU Perlu Wujud Digdaya

Baca Juga: Logo dan Mars Khusus Satu Abad NU, Ini Maknanya

1. Gilang ngaku deg-degan tirukan gaya Gus Dur

(YouTube/TV NU)

Sebelumnya menirukan Gus Dur, atau umum disebut impersonate, Gilang mengaku deg-degan.

"Saya jadi deg-degan karena Ibu yang ngomong nih, Bu," ujar Gilang.

Gilang menceritakan bahwa pada empat tahun yang lalu ia diminta putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid untuk menirukan gaya Gus Dur.

"Saat itu saya bilangnya adalah 'Mbak, sepertinya kalau mau jadi sosok beliau harus dipikirkan matang-matang tapi saya janji suatu saat saya akan coba', dan sepertinya malam hari ini saya akan coba, Mbay Yenny," ujar Gilang.

2. Gaya Gilang tirukan Gus Dur mengocok perut tamu undangan

(YouTube/TV NU)

Khofifah sebelumnya memastikan keseriusan Gilang untuk menirukan Gus Dur. Setelah Gilang yakin, Khofifah pun langsung membuka dialog seolah-olah sedang berbicara dengan Gus Dur. Gilang pun mulai menirukan Gus Dur.

Berikut percakapan keduanya yang mengocok perut hadirin:

Khofifah: Gus, saya ndak pakai nama beliau Gus. NU ini sudah satu abad berdiri. Gimana tanggapan Gus Dur dalam perjalanan 1 abad NU?

Gilang: Ya biasa aja.

Khofifah: Lho, kok biasa sih Gus? Satu abad bukan waktu yang singkat lho Gus?

Gilang: Ya yang bilang singkat itu siapa? Satu abad Itu kan cuman angka 100 tahun. Lagi pula kalau cuma abad saja tanpa huruf i buat apa.

Khofifah: Gus, abad tanpa huruf i gimana toh Gus?

Gilang: Lah, iya mau satu abad 2 abad yang penting itu ada huruf i-nya: abadi ya karena hakikatnya itu akan terus abadi memperjuangkan rasa keadilan dan toleransi di tengah masyarakat. Gitu aja kok repot.

Khofifah: Setuju sekali dengan pendapat panjenengan, Gus. Jadi, NU itu sebagai sebuah organisasi memang mengemban mandat pengembangan peradaban dan perbaikan kehidupan manusia atas dasar prinsip-prinsip ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah.

Gilang: Nah, itu pinter. Saya hanya baca script maaf kalau gak sopan, Ibu. Ya lagian kalau ngomongin NU itu sudah sangat memberikan kebaikan dan prestasi bukan hanya di Indonesia tapi juga di Korea Selatan.

Khofifah: Lho, kok Korea Selatan toh Gus? Prestasi apa yang jenengan bilang NU itu berprestasi di Korea Selatan?

Gilang: Lah, gimana sih Korea Selatan itu dulu pernah masuk semifinal piala Dunia Korsel 2002 itu karena pelatihnya orang NU.

Khofifah: Lho, siapa Gus? Saya kok gak kenal? Saya ini pecinta bola lho.

Gilang: Pelatih Korsel waktu itu kan orang NU namanya Guus Hiddink. Dari namanya saja itu udah NU sekali.

Khofifah: Ngapunten Gus, Guus Hiddink itu piantun Belanda, lho, Gus, walaupun kebetulan namanya juga ada Gus-nya.

Gilang: Artinya, hal yang ingin saya sampaikan tadi adalah saat ini banyak tokoh atau kelompok NU di Indonesia yang memiliki kontribusi berupa pemikiran dan karya dan memiliki pengaruh luas kepada masyarakat bahkan internasional.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya