TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Titik Permukaan Tanah Jakarta Turun, Wagub Ajak Warga Pakai Air PAM

Perusahaan swasta juga diminta tak mengebor air tanah

Wagub DKI Jakarta Riza Patria di lahan Sawah Abadi, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur pada Rabu (15/7/2020) (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Jakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta baru saja mengumumkan 10 titik potensi terjadinya pergerakan tanah di Jakarta. Di antaranya ada delapan titik di Jakarta Selatan dan dua titik di Jakarta Timur.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menuturkan hal itu disebabkan adanya peningkatan kebutuhan air tanah melalui pompa. 

“Memang di Jakarta ini ada penurunan permukaan tanah, ya. Karena adanya peningkatan kebutuhan air melalui pompa-pompa,” terang dia kepada wartawan, Rabu (2/3/2022).

Baca Juga: Ada Pergerakan Tanah, 182 Warga Kabupaten Bogor Mengungsi

1. Distribusi air PAM ditingkatkan

Ketua Badan Pengawas PAM JAYA Bapak Ahmad Ridwan Dalimunte, serta jajaran badan pengawas lainnya didampingi Direktur Pelayanan PAM JAYA Bapak Syahrul melakukan kunjungan ke tiga kios air PAM JAYA di Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat Rabu, 9 Juli 2021 (Dok. Pamjaya.co.id)

Riza menuturkan, salah satu cara untuk mengurangi penggunaan air tanah adalah melakukan distribusi air bersih melalui air PAM. Tujuannya, agar tak ada lagi warga dan perusahaan yang melakukan pengeboran air tanah.

“Satu upaya kita adalah meningkatkan distribusi air bersih melalui PAM, supaya kita mengurangi penggunaan air tanah,” jelas dia.

Baca Juga: Waspada! 10 Wilayah di Jakarta Berpotensi Alami Pergerakan Tanah

2. Potensi pergerakan tanah terjadi saat curah hujan di atas normal

Petugas BPBD Paser saat mengangkat salah satu korban meninggal di danau yang diduga bekas tambang di Desa Krayan Makmur, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser pada 6 September 2020 (Dok. BPBD Paser/Istimewa)

Adapun, berdasarkan perkiraan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terjadi potensi pergerakan tanah yang disusun dari hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya