TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Najwa Shihab dan Terawan, Isu PKI, sampai Prediksi Bank Dunia

#IndonesiaHariIni

instagram.com/najwashihab

Jakarta, IDN Times - Program Mata Najwa yang dibawakan Najwa Shihab menjadi pembicaraan publik, termasuk di linimasa, sepanjang Selasa (29/9/2020). Mata Najwa kali ini dilakukan secara monolog karena Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang diundang tidak hadir di acara tersebut.

Alhasil, Najwa melontarkan sejumlah pertanyaan tanpa mendapat jawaban. Salah satu yang ditanyakan Najwa dalam program di Narasi TV itu adalah soal kesiapan Terawan jika diminta mundur dari jabatannya.

Tak hanya Najwa dan terawan yang menjadi perbincangan, soal Partai Komunis Indonesia menjelang peringatan G30S PKI juga menjadi sorotan pembaca. Juga beberapa artikel lainnya. 

Baca Juga: Lemhanas: Isu Komunisme atau PKI Sengaja untuk Kepentingan Politik

Nama Menkes Terawan kembali menjadi perbincangan publik. Terutama terkait kinerjanya selama menjadi Menkes yang dianggap paling bertanggung jawab memperjuangkan penanganan terbaik bagi masyarakat di tengah pandemik COVID-19.

Kinerjanya sebagai Menkes menjadi kontroversi, nyatanya ini bukan kali pertama nama Terawan jadi perbincangan. Deretan sepak terjangnya tak jarang menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

Penasaran apa saja kontroversi itu? Klik tautan ini ya guys.

1. Deretan sepak terjang Menkes Terawan yang paling kontroversial

Menkes Terawan saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (15/2). IDN Times/Dini Suciatiningrum

2. Direktur Amnesty bicara soal kebangkitan PKI

Usman Hamid Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (IDN Times/Aldzah Aditya)

Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menegaskan, tanda-tanda kebangkitan ideologi komunis yang menjadi dasar pemikiran Partai Komunis Indonesia (PKI), bukan diindikasikan dari munculnya kaum oligarki yang marak terjadi saat ini.

Menurut Usman, pemikiran tersebut salah besar. Sebab, oligarki merupakan musuh besar bagi komunis dan tidak sesuai dengan ajaran berpikir mereka.

Lalu seperti apa? Simak selengkapnya di sini.

3. Kenali sesak nafas gejala COVID-19

Tak mengantar Siswa, kini Sopir Bus Sekolah antar jemput Pasien COVID-19 di Jakarta (Dok. Dinas Perhubungan DKI Jakarta)

Salah satu gejala terinfeksi COVID-19 adalah sesak napas. Tetapi di tengah pandemik sering kali masyarakat tidak bisa membedakan sesak napas karena virus corona dan serangan jantung, akibatnya lambat penanganan hingga menyebabkan penderita meninggal dunia.

Pada Hari Jantung Sedunia yang jatuh hari ini, Selasa (29/9/2020), Siloam Hospital Kebon Jeruk (SHKJ) menggelar diskusi bertema The New Paradigm of Cardiac Care During Pandemic.

Apa bedanya sesak nafas COVID-19 dan sesak karena serangan jantung? Baca di sini ya.

4. Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia minus 2 persen tahun ini

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Bank Dunia merilis Laporan Ekonomi untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober, From Containment to Recovery, Selasa (29/9/2020). Bank Dunia menyebut bahwa ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh minus 1,6 persen (baseline) pada tahun 2020, namun dalam skenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus hingga 2 persen.

Selain itu, pada tahun 2021, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,4 persen (baseline). Namun dalam skenario terburuk, pertumbuhannya hanya mencapai 3 persen.

Bagaimana negara lainnya? Biar gak penasaran, klik di sini. 

Baca Juga: Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya