TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pro-Kontra Jokowi Jabat Presiden 3 Periode, Begini Peta Politiknya

Berbagai partai politik angkat suara

Presiden Jokowi beri sambutan di acara International Conference on Tackling the Covid-19 Pandemic (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Wacana jabatan presiden tiga periode bergaung keras mengacu kepada kemungkinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo maju kembali dalam pilpres mendatang. Isu ini semakin muncul ke permukaan sejak adanya dukungan relawan Jokowi-Prabowo (JokPro) 2024.

Bahkan, penasihat JokPro 2024, M Qodari, mengatakan komunitasnya memiliki target melakukan komunikasi kepada masyarakat untuk mendukung Jokowi tiga periode dan berpasangan dengan Prabowo. 

"Selama ini belum ada yang ngomong saja soal Pak Jokowi tiga periode, apalagi berpasangan dengan Pak Prabowo. Aku yakin dukungannya besar karena apa? Pak Jokowi pendukungnya banyak, Pak Prabowo pendukungnya banyak. Jadi ya banyak yang akan dukung," kata Qodari kepada IDN Times, Sabtu (19/6/2021).

Menanggapi hal itu, beberapa pemangku kepentingan menolak wacana jabatan presiden tiga periode bagi Jokowi. Namun, tak sedikit pula yang mendukung wacana tersebut. Siapa saja pihak yang pro maupun kontra terhadap wacana Jokowi tiga periode?

Baca Juga: Arief Poyuono Usulkan Jokowi Maju 3 Periode ke Three Musketeers Istana

1. PDIP dan PAN jelas menolak wacana ini

IDN Times/Dwi Agustiar

PDI Perjuangan (PDIP) selaku partai politik yang menaungi Jokowi menolak gagasan untuk memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode. Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ahmad Basarah.

"Gagasan tentang masa jabatan presiden ditambah menjadi tiga periode ini jelas jauh dari pandangan dan sikap politik PDIP," ujar Ahmad saat peluncuran hasil survei SMRC dengan tajuk 'Sikap Publik Nasional terhadap Amandemen Presidensialisme dan DPD' yang dilansir ANTARA, Minggu (20/6/2021).

PAN adalah parpol berikutnya yang menolak wacana ini. PAN pun mendukung pernyataan sikap Presiden Jokowi untuk menolak amandemen Undang-Undang (UUD) 1945 untuk masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Bahkan, menurut Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi, dengan mendukung masa jabatan Jokowi tiga periode sama saja melakukan perusakan karakter dan pencitraan media yang berkonotasi negatif.

"Jika ada komentar dari siapa pun bahwa Jokowi menginginkan masa jabatan presiden tiga periode, maka kemungkinan yang bersangkutan bukan saja melakukan 'framing' media yang berkonotasi negatif, tetapi sudah menjurus ke 'character assassination', perusakan karakter," ujar Viva dikutip dari ANTARA, Minggu

Senada, Wakil Ketua Umum DPP Partai Rakyat, Nurkaltim La Ovo yang juga menolak isu soal jabatan presiden tiga periode, mengingatkan pada semua pihak agar menghentikan isu Jokowi tiga periode. 

"Berikanlah kesempatan kepada putra-putri terbaik lain untuk mengurus negara, di situlah Pak Jokowi memiliki jiwa membangun Indonesia dari generasi ke generasi," ujarnya dikutip dari ANTARA, Selasa (22/6/2021).

Baca Juga: Pernyataan-Pernyataan Jokowi yang Menolak Jabatan Presiden 3 Periode

2. Arief Poyuono mengklaim 85 persen rakyat Indonesia setuju jabatan tiga periode

Kader Partai Gerindra, Arief Poyuono (IDN Times/Teatrika Putri)

Sikap berbeda ditunjukan politikus Partai Gerindra Arief Poyuono. Dia mengatakan jabatan presiden selama dua periode terasa kurang. Bahkan ia meyakini 85 persen rakyat Indonesia setuju Jokowi tiga periode.

"Saya meyakini untuk hari ini, 85 persen rakyat Indonesia setuju dengan tiga periode. Tiga periode ini kan bukan selama-lamanya," ujar Arief dalam acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (17/3/2021).

Bahkan, dukungan Jokowi tiga periode ini sampai kepada warga NTT yang mendeklarasikan komite referendum NTT Jokowi tiga periode yang digelar di Kupang, Senin (21/6/2021).

Baca Juga: Wacana Jabatan Presiden 3 Periode, Fadli Zon: Ada yang Cari Proyek

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya