TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Typhoon Surigae Masih Kuat di Filipina, Ini Dampaknya di Indonesia

Typhoon Surigae kini menjauh ke Filipina

Siklon Tropis Surigae (Dok.BNPB Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, eksistensi Typhoon Surigae masih berada di wilayah perairan timur Filipina dengan posisi 15,5 derajat Lintang Utara (LU), dan 126,1 derajat Bujur Timur (BT). 

"Typhoon Surigae masih berada dalam kategori 'sangat kuat' dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 95 knot (176 km/jam), dan tekanan di pusatnya mencapai 935 hPa dengan pergerakan sistem ke arah timur laut," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dalam keterangan pers, Selasa (20/4/2021).

Meski terjadi di wilayah Filipina dan posisinya sudah jauh dari Indonesia, Typhoon Surigae memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di Indonesia dalam 24 jam ke depan. Apa dampaknya?

Baca Juga: Fakta Unik Nama Siklon Tropis di Indonesia, Seroja Mau Dipensiunkan?

1. Potensi hujan sedang hingga deras

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Dalam 24 jam ke depan, dampak tidak langsung akibat Typhoon Surigae berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai kilat atau petir. Kemudian, hujan deras disertai angin kencang di wilayah Laut Sulu dan Laut Sulawesi, dengan dampak hujan di wilayah daratan tidak signifikan.

Potensi hujan dengan intensitas sedang-deras juga dapat terjadi di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Banten, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Kemudian, beberapa wilayah di bawah ini mendapatkan peringatan waspada berpotensi hujan deras berdampak banjir atau bandang, yaitu: Aceh (Waspada), Sumatra Utara (Waspada), Sumatra Barat (Waspada), Kepulauan Riau (Waspada), Riau (Waspada), Bengkulu (Waspada), Jambi (Waspada), Sumatra Selatan (Waspada).

2. Tinggi gelombang 1,25-4 meter

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Dampak tak langsung lainnya yaitu tinggi gelombang di laut perairan yang dimulai dari 1,25 meter hingga 4 meter. Tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter diperkirakan terjadi di Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe, perairan selatan Kepulauan Talaud, Perairan Kepulauan Sitaro.

Kemudian, Perairan Bitung - Likupang, Laut Maluku bagian utara, perairan barat dan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.

Sedangkan tinggi gelombang 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Kepulauan Talaud dan Samudra Pasifik utara Halmahera. 

3. Potensi rendah bibit siklon dalam 24 jam ke depan

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Guswanto mengatakan saat ini terpantau pola siklonal di wilayah Pasifik Barat sebelah timur laut Papua Nugini, dan di sebelah selatan Merauke, serta pola sirkulasi Eddy dengan pola antisiklonal di utara Papua.

Berdasarkan analisis terbaru BMKG, dua pola siklonal di dekat Papua tersebut masih menunjukkan potensi yang rendah dalam 24 jam ke depan.

"Eksistensi pola siklonal dan sirkulasi Eddy di wilayah timur Indonesia tersebut, berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan perlambatan angin yang dapat berkontribusi pada peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur sebelah utara ekuator," ujar Guswanto.

Baca Juga: Ketahui Tanda-tanda Datangnya Siklon Tropis, Begini Caranya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya