Jadi Startup Pertama yang Bantu Petani, TaniHub Kolaborasi dengan IPB
TaniHub tidak ingin sekadar MoU
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Panjangnya rantai pasok (supply chain) di pertanian mengakibatkan harga penjualan hasil panen yang diterima petani sangat berbeda dengan harga yang dibayarkan konsumen. Ada selisih yang besar yang membuat nasib petani kian hari kian merugi. Melihat permasalahan ini, TaniHub tergerak untuk ingin menyederhanakan rantai pasok tersebut di pertanian.
Untuk itu, TaniHub berkolaborasi dengan IPB untuk mengembangkan para petani. Kolaborasi ini, menurut CEO & Co-Founder TaniHub, Ivan Arie Sustiawan, dibentuk tidak hanya sekedar tanda tangan MoU.
"Saya ingin sesuatu itu konkret, tidak cuma sekedar foto, media, tanda tangan habis itu dilupakan. Banyak yang terjadi kosong saja. Saya tidak ingin itu terjadi di TaniHub" ujar CEO & Co-Founder TaniHub pada Jumat (16/8) di Institut Pertanian Bogor
Baca Juga: Mendekati Panen Raya, Petani Bawang Merah di Bantul Justru Resah
1. Pertanian merupakan ekosistem
Menurut Rektorat Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, pertanian merupakan sebuah ekosistem. "Semuanya sangat terkait di dalamnya dalam rangka untuk orkestrasi sumber daya yang membuat TaniHub dan IPB sangat paham dengan hal tersebut. "
Permasalahan yang ada pada pertanian bagaikan masalah yang dilihat oleh dua kalangan yang berbeda, orang tua yang melihat sebagai masalah dan anak muda yang melihat sebagai kesempatan. Tetapi menurut Arif, dalam konteks pertanian, ini bukan masalah usia tetapi masalah perspektif.
Baca Juga: 5 Fakta tentang TaniHub, Aplikasi E-Commerce untuk Petani
Baca Juga: 653 Milenial Banyuwangi Tekuni Pertanian Bersama BPPT dan CEO TaniHub