TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ancam Mogok Saat Asian Games, Grab: Apa Benar Mewakili Ojek Online?

Kenaikan harga signifikan bisa membuat Grab ditinggalkan

IDN Times/Sukma Shakti

Jakarta, IDN Times- Sekitar 2000 pengemudi ojek daring yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) berencana untuk menggelar aksi saat pembukaan Asian Games 2018. Unjuk rasa tersebut menuntut pemerintah supaya memberikan payung hukum terhadap ojek daring, serta memaksa pihak regulator untuk menaikkan tarif dasar perkilometernya.

Menanggapi kabar tersebut, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata justru mempertanyakan bila penyebab aksi dikarenakan tarif dasar yang dianggap terlalu rendah. Kendati begitu, Grab tidak bisa mencegah aksi karena hak untuk menyampaikan pendapat telah diatur dalam undang-undang. 

"Grab menghargai hak setiap warga negara, termasuk mitra pengemudi, untuk menyampaikan pendapat selama dilakukan secara damai dan dalam koridor hukum," terang Ridzki melalui keterangan tertulis yang diterima oleh IDN Times, Kamis (19/7). 

Baca juga: Driver Ojol Akan Mogok di Pembukaan Asian Games, Ini Jawaban Kemenhub

1. Grab tetap berkomitmen untuk mensejahterakan mitra pengemudi

Dok. Grab

Ridzki menjelaskan, komunikasi dua arah antara Grab dengan mitra pengemudi sebenarnya sudah sering terjadi. Pola komunikasi yang terbuka menunjukkan komitmen Grab guna mensejahterakan mitra pengemudi.

"Melalui berbagai pertemuan, kami telah mendengarkan berbagai masukan dari mereka. Terkait kenaikan tarif yang menjadi aspirasi mitra saat ini, Grab tetap berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan mitranya dengan berbagai skema," papar dia. 

Adapun skema yang dimaksud dijelaskan oleh Ridzki sebagai berikut, "Menjaga kesejahteraan tidak hanya dari segi tarif, tetapi melalui peningkatan pelayanan, perbaikan sistem teknologi, sehingga total pendapatan yang diterima mitra juga meningkat. Perubahan positif ini telah dirasakan oleh pengemudi Grab yang aktif berkat skema ini."

2. Peningkatan harga signifikan memungkinkan Grab ditinggal oleh publik

IDN Times/Vanny El Rahman

Saat ini, tarif dasar perkilometernya berkisar Rp1200 hingga Rp1600. Sedangkan, mereka menuntut kenaikan tarif lebih dari 100 persen, atau sekitar Rp4000. Soal itu, Ridzki khawatir bila regulator menaikkan harga terlalu signifikan, Grab atau penyedia transportasi daring manapun akan ditinggalkan oleh para pelanggan.

"Apabila Grab menaikkan tarif secara signifikan, dikhawatirkan justru akan berpotensi menurunkan jumlah permintaan penumpang dan akan mengancam kelangsungan pendapatan ratusan ribu pengemudi," ungkapnya. 

3. Apakah aksi ini benar-benar keinginan pengemudi?

IDN Times/Sukma Shakti

Lebih lanjut, lantaran perubahan positif yang telah dirasakan hingga sistem komunikasi yang terbuka, Ridzki justru mempertanyakan motif di balik aksi ini. 

"Dengan adanya perubahan positif tersebut membuat kami mempertanyakan apakah sebagian kelompok mitra pengemudi yang masih menuntut kenaikan tarif ini benar-benar mewakili mitra pengemudi kami yang seseungguhnya? Dan apakah tuntutan ini benar-benar untuk memperjuangkan kesejahteraan mitra pengemudi?," tanya Ridzki. 

4. Grab menyayangkan bila mitra pengemudi mogok saat Asian Games

IDN Times/Sukma Shakti

Mewakili Grab, Ridzki justru menyayangkan bila mitra pengemudinya mogok saat perhelatan olahraga terbesar se-Asia itu berlangsung. Hal itu dikarenakan hadirnya wisatawan asing di Indonesia bisa mendongkrak pendapatan mereka, mengingat Grab merupakan penyedia transportasi daring terbesar di Asia Tenggara.

"Grab sebagai official mobile platform partner Asian Games 2019. Kami siap mensukseskannya. Ajang olahraga akbar ini membuka kesempatan tak hanya bagi para atlet yang berlaga, tapi juga pelaku ekonomi dalam negeri, termasuk mitra pengemudi. Mereka bisa memperoleh manfat dari Asian Games ini," urainya. 

Baca juga: 2 Juta Driver Ojol akan Demo Saat Pembukaan Asian Games 2018

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya