Berebut 5 Juta Suara Waria, Pengamat: Bisa Jadi Ada Deal Tersembunyi
Kira-kira siapa paslon yang akan didukung oleh waria ya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kehadiran transpuan (waria) dalam dinamika Pilpres 2019 seolah terlupakan sebagai potensi pemilih. Padahal, berdasarkan perhitungan yang dimiliki Forum Komunikasi Waria se-Indonesia (FKWI), jumlahnya mencapai 5 juta orang.
“Belum ada paslon (pasangan calon) yang serius menemui kami, kalau anak buahnya ada beberapa, tapi saya tidak akan ambil sikap. Silahkan teman-teman waria memilih sesuai hati nurani,” kata Mami Yuli Ketua FKWI kepada IDN Times.
Terkait jumlahnya yang begitu besar, pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menyebut partisipasi mereka bisa mengubah gelora pesta demokrasi. Pasalnya, 5 juta pemilih setara dengan 3 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT), sekitar 192 juta.
“Jumlahnya sangat signifikan ya, apalagi dalam konteks demokrasi yang one man one vote. Saya yakin hanya momentumnya saja belum ketemu untuk paslon mendekati mereka. Pasti suara 5 juta itu menjadi rebutan,” ujarnya kala dihubungi IDN Times.
1. Berebut suara transpuan, hal dilematis di tengah membangun citra sosok Islami
Menurut Ujang, bukan perkara mudah bagi pasangan Jokowi-Ma’ruf atau Prabowo-Sandi untuk mendapat suara mereka. Pasalnya, bila kedua kubu sudah memiliki basis suaranya masing-masing. Terlebih, mereka tengah berebut gelar sebagai tokoh bangsa yang paling Islami.
“Itu memang persoalannya. Masyarakat kita masih diskriminatif terhadap waria. Ini yang menjadi keengganan kedua kubu untuk mencari dukungan mereka. Bila kondisi demokrasi kita sudah membaik, tidak menutup kemungkinan suara mereka akan diperebutkan secara terbuka,” lanjutnya.
Baca Juga: Ketika Waria Menginspirasi Gerak Tarian Gambang Semarang