TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDI: Tambah 3 Korban, Kini 130 Dokter Meregang Nyawa Imbas COVID-19

Total 231 nakes gugur akibat corona

Ilustrasi tenaga medis (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, IDN Times- Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan, 130 dokter meninggal akibat COVID-19 hingga Sabtu (3/10/2020). Angka itu memperburuk catatan penanganan virus corona di Indonesia.
 
“Berita duka kembali datang dari dunia medis. Dalam tiga hari awal Oktober ini bertambah 3 dokter meninggal dunia akibat COVID,” ujar Tim Mitigasi PB IDI melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

Baca Juga: Kasus Pelecehan di Bandara Soetta, PT Kimia Farma dan IDI Diperiksa

1. Dokter yang meninggal didominasi laki-laki

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Secara lebih rinci, 84,6 persen atau sekitar 110 dokter yang meninggal berjenis kelamin laki-laki. Sementara 15,4 persen atau sekitar 20 dokter lainnya adalah perempuan. Kehilangan tenaga medis harus jadi pengingat agar semakin patuh terhadap protokol kesehatan, baik untuk tenaga Kesehatan atau masyarakat umum.  

“Kami mohon rekan media tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam bertugas, seraya mengingatkan pada keluarga, rekan kerja, teman, ataupun orang terdekat lainnya untuk juga menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari,” tambah keterangan itu lagi.

2. Beban kerja dan kurangnya APD jadi penyebab dokter meninggal

Ilustrasi Tenaga Medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Dari rilis sebelumnya, Wakil Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menyampaikan sejumlah faktor yang menyebabkan tenaga medis mulai berguguran. Pertama, kurangnya alat pelindung diri (APD). Kedua, standarisasi sistem pelayanan dan regulasi Kesehatan selama pandemik harus dikaji ulang.

Ketiga, beban kerja yang harus ditanggung para tenaga medis. Alih-alih menambah jam kerja, Adib justru menyarankan agar beban kerja tenaga medis harus diatur sebaik mungkin, sesuai sumber daya yang tersedia.

Baca Juga: IDI: Bom Waktu Pilkada 2020 Berpotensi Munculkan Jutaan Kasus COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya