Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Tinggi, WHO: Health System Lemah
Anggaran kesehatan di APBN 5 persen dan APBD 10 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penasihat Gender dan Pemuda untuk Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Diah Satyani Saminarsih mengatakan, tingkat kematian akibat virus corona atau COVID-19 menggambarkan rapuhnya sistem kesehatan suatu negara.
“Kebanyakan negara-negara yang dalam kondisi fatality rate tinggi karena health system-nya lemah, seperti Italia, Iran, termasuk Indonesia,” kata Diah kepada IDN Times, Selasa (31/3).
Baca Juga: Rekor Baru, 101.657 Penduduk Amerika Serikat Terinfeksi Virus Corona!
1. Anggaran kesehatan Indonesia masih kecil
Salah satu indikator untuk mengetahui seberapa kuat sistem kesehatan di suatu negara, adalah alokasi anggaran untuk kesehatannya.
Amanat undang-undang mewajibkan alokasi kesehatan dalam APBN minimal 5 persen dan APBD 10 persen. Namun, menurut Diah, angka tersebut masih kurang untuk membangun sistem kesehatan yang kuat.
“Jadi anggaran kesehatan itu mostly digunakan untuk mempertahankan atau membangun sistem kesehatan. Ujian terbesarnya adalah ketika outbreak seperti sekarang. Nah, Indonesia anggaran kesehatannya itu masih dibagi lagi, ada untuk PBI (Penerima Bantuan Iuran) sampai 45 persen, jadi anggaran kesehatan itu gak semuanya untuk Kemenkes,” kata dia.
Baca Juga: Jiwasraya Bayar Dana Nasabah di Tengah Virus Corona, Ini Kata Pengamat