Masjid Ahmadiyah di Garut Ditutup Paksa, Ini 7 Sikap Putri Gus Dur
Kata Gus Dur "perdamaian tanpa keadilan itu ilusi"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Koordinator Jaringan GUSDURian yang juga putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, mengecam penutupan paksa atas masjid jamaah Ahmadiyah di Garut, Jawa Barat pada 6 Mei 2021.
Sangat disayangkan, kata Alissa, karena penutupan terjadi pada bulan Ramadan. Peristiwa itu menjadi preseden bahwa pemerintah pusat dan daerah gagal memberikan rasa aman kepada jamaah Ahmadiyah, karena bukan kali pertama mereka menjadi korban persekusi.
“Padahal konstitusi menegaskan bahwa Negara harus melindungi warganya untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,” kata Alissa melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Jumat (7/5/2021).
Secara lebih rincin, Alissa menyampaikan tujuh sikapnya terkait peristiwa ini.
Baca Juga: Sejarah Asal-Usul Penyebaran Ajaran Ahmadiyah di Nusantara
1. Meminta pemerintah daerah untuk bersikap adil
Pertama, mengecam tindakan sewenang-wenang Pemkab Garut yang menutup paksa masjid Jemaah Ahmadiyah.
Kedua, meminta agar Pemkab Garut mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, bukan justru menutupnya. Pemkab juga harus memfasilitasi perlindungan bagi warga Ahmadiyah agar bisa menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman.
“Bupati Garut sebagai representasi negara harus menjalankan amanat konstitusi, melindungi dan menghormati hak asasi manusia termasuk kebebasan (kemerdekaan) beragama dan berkeyakinan setiap warga negara,” terang Alissa.
Baca Juga: Menag Yaqut Siap Afirmasi Hak Beragama Warga Syiah dan Ahmadiyah