TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Netanyahu Sebut Oposisi Lakukan Kecurangan Pemilu Terparah di Israel

Netanyahu sebut rezim yang akan memimpin didukung teroris

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. ANTARA FOTO/REUTERS/Francois Lenoir

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut, upaya oposisi untuk mendepaknya dari jabatan yang telah diemban salama 12 tahun, sebagai hasil dari penipuan terbesar dalam sejarah Israel.
 
Karier politik Netanyahu berada di ujung tanduk ketika oposisi yang dipimpin Yair Lapid berhasil membentuk pemerintahan, termasuk mendapat dukungan dari politikus penganut zionisme, Naftali Bannett, dan politikus pro-Arab Mansour Abbas.
 
Dilansir dari The Middle East Eye, melalui pertemuan anggota Partai Likud pada Minggu (6/6/2021), Netanyahu mengutuk apa yang dilakukan oleh Lapid cs sebagai usaha untuk mengakhiri politik sayap kanan Israel.

Baca Juga: Oposisi Israel Sepakat Depak Benjamin Netanyahu dari Perdana Menteri

1. Menyebut Bennett didukung oleh teroris

Pemimpin partai the United Arab List Mansour Abbas (Instagram/@mansourabbas.me)

Netanyahu menggambarkan pemerintahan baru yang kemungkinan besar akan dipimpin oleh Bennett, sebagai “rezim sayap kiri yang berbahaya”. Sebab Bennett mendapat dukungan dari Abbas selaku pemimpin The United Arab List, partai politik yang mendukung kemerdekaan Palestina.
 
“Pemerintah yang bergantung pada pendukung terorisme juga tidak akan dapat bertindak secara sistematis dan konsisten terhadap organisasi teroris di Gaza,” kata Netanyahu.
 
Lebih jauh, Netanyahu mewanti-wanti meningkatnya intensitas pengembangan nuklir Iran, sebagai dampak dari kesepakatan Bennett-Lapid dengan Abbas.
 
"Ini adalah pemerintah yang tidak akan mampu menolak kembalinya Amerika Serikat ke perjanjian nuklir berbahaya dengan Iran, yang akan memungkinkannya untuk mengembangkan gudang bom nuklir yang akan mengancam keberadaan kita," tutur dia.

2. Hasutan dan wacana kekerasan di dunia maya semakin tinggi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sumber: twitter.com/netanyahu

Secara umum, peta politik di Israel saat ini terbagi menjadi dua kubu, yaitu Netanyahu melawan koalisi dari berbagai politisi dan anggota parlemen. Di sisi lain, tidak sedikit loyalis Bennett yang kecewa karena dia bersepakat dengan Abbas.
 
Pada Sabtu (5/6/2021), Badan Keamanan Internal Israel Shin Bet melaporkan eskalasi signifikan terhadap wacana dan hasutan untuk menyulut kekerasan di media sosial, imbas dari perpecahan politik dalam negeri.
 
“Wacana ini dapat dipahami oleh kelompok atau individu tertentu sebagai kemungkinkan kekerasan ilegal yang bahkan dapat merenggut nyawa,” kata Kepala Shin Bet Nadav Argaman.
 
“Ini adalah suasana umum yang harus dihentikan. (Para pejabat publik) harus mengeluarkan seruan yang jelas untuk menghentikan wacana ini,” tambah dia, enggan menyebut sosok politikus yang dianggap menyulut kebencian. 

Baca Juga: Profil Naftali Bennett, Kandidat Terkuat PM Israel Pengganti Netanyahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya