TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Disebut Plin-Plan Tangani COVID-19, Menkominfo Salahkan WHO

Semua negara disebut belum ada yang siap tangani COVID-19

Menteri Kominfo Johnny G Plate di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (16/10/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate membantah pandangan bahwa pemerintah plin-plan dalam menangani pandemik COVID-19. Karena tidak ada satu pun negara yang siap menangani virus corona, dan setiap negara pasti mencoba berbagai macam formula untuk memerangi pandemik.
 
Bahkan, Johnny menyebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga sering menyampaikan pernyataan yang kontradiktif seputar virus corona.
 
“WHO sendiri responsnya berubah. WHO bilang (awal-awal) cukup tenaga medis yang pakai masker, Menkes juga bilang. Setelah itu ramai-ramai pakai masker dan protokol kesehatan,” kata Johnny dalam webinar yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia, Minggu (18/10/2020).

Baca Juga: Jokowi Minta 12 Kabupaten/Kota Ini Jadi Prioritas Penanganan COVID-19

1. WHO kini tidak merekomendasikan lockdown

Tangkap Layar - Menkominfo Johnny G Plate dalam Peresmian Kebijakan Bantuan Kuota Data Internet Tahun 2020 (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Perihal karantina wilayah untuk menekan penularan, politikus Partai NasDem itu bahkan menyebut Presiden Joko "Jokowi" Widodo satu langkah di depan WHO. Sebab, Jokowi dinilai tidak mengorbankan ekonomi atau kesehatan.
 
Pernyataan itu dilontarkan menyusul ungkapan WHO tidak merekomendasikan lockdown atau penguncian wilayah sebagai satu-satunya solusi menangani pandemik. Dampak negatif dari lockdown menyebabkan ketimpangan dan kemiskinan yang semakin parah.

Padahal, kata Johnny, pada awal pandemik, WHO menekankan urgensi lockdown sebagai langkah memprioritaskan kesehatan dalam melawan COVID-19.
 
“Makanya, Pak Jokowi dari awal memilih dua-duanya, tidak bisa salah satu, kesehatan pulih, ekonomi bangkit. Pak Jokowi tekankan betul PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), mikro yang terakhir,” kata dia.
 

2. Ekonomi dan kesehatan tidak bisa dipisahkan

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Johnny mengatakan, keputusan Jokowi menerapkan PSBB baru terlihat ketika International Monetary Fund (IMF) merilis prediksi ekonomi Indonesia. Ketika seluruh negara mengalami kontraksi ekonomi imbas pandemik, dampak yang dirasakan Indonesia tidak separah negara lain.
 
“Hanya dua negara yang selamat, yaitu Tiongkok 1,9 persen (pertumbuhan ekonomi), Vietnam 1,7 persen. Indonesia kontraksinya -1,5 persen, Malaysia dan Singapura bahkan sampai -6 persen,” klaim dia, mengutip laporan IMF.
 
“Ekonomi dan kesehatan saling melengkapi. Rantai COVID-19 diatasi dengan baik melalui kebijakan ketat, lockdown atau WFH (work from home) ketat akan berdampak terhadap ekonomi,” sambung Johnny.

Baca Juga: Jokowi Klaim Kasus Aktif COVID-19 RI Lebih Baik dari Dunia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya