Pengamat Terorisme: JI Masih Aktif Sebagai Gerakan Sosial, Ini Bahaya
JI juga mulai aktif terlibat proses demokrasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pengamat terorisme Noor Huda Ismail menyebut kelompok radikalisme Jamaah Islamiyah (JI) masih aktif bergerak di bidang kebudayaan, bahkan pendidikan. Selama ini, pemerintah baru mengikis kekuatan kelompok ini dari aspek militer.
“JI bukan hanya kelompok teror. Kita juga harus lihat sebagai gerakan sosial. Mereka ada dua pendekatan, pertama yang langsung mengikat. Yang kedua pakai kebudayaan dan sekolah, punya usaha. Selama ini yang ditangkap baru divisi militernya, tapi kita lupa aspek lainnya,” kata Noor di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (9/8).
Baca Juga: 2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JI
1. JI menerapkan standar ganda
Noor mewanti-wanti standar ganda JI. Di satu sisi, kelompok ini tetap mendukung opsi 'jihad' untuk mengubah bentuk negara. Di sisi lain, JI mulai terlibat dalam proses demokrasi, seperti demonstrasi dan pemilu.
“Inilah yang dari dulu saya ngomong, penggunaan politik identitas itu berbahaya, karena akan ditumpangi oleh orang-orang model ini,” kata pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian itu.
Baca Juga: Kisah Humanis Teroris yang Menyekap Meutya Hafid di Irak