TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Catatan Penting pada Peringatan Hari Santri Nasional

Ma`aruf Amin bersama pejabat pemerintah turut hadir

ANTARA FOTO/Feny Selly

Jakarta, IDN Times - Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober diperingati dengan upacara di Lapang Dadaha, Kota Tasikmalaya, Senin (22/10). Acara ini dihadiri ribuan santri dan ulama dari pondok pesantren di Jawa Barat. 

Tak hanya itu, Calon Wakil Presiden nomor urut satu Ma`aruf Amin bersama beserta pejabat pemerintah juga turut menghadiri upacara tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf menekankan agar santri dihargai dan diperhitungkan negara. 

Baca Juga: Hari Santri Nasional Jadi Momen Bagi Polisi untuk Dekat dengan Ulama

1. Santri harus berkontribusi pada bangsa dan negara

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ma'ruf mengatakan Hari Santri Nasional hendaknya menjadi momentum bagi santri, untuk memberikan kontribusi pada bangsa dan negara.

"Santri harus merasa punya peran karena dia dihargai dan diperhitungkan oleh negara," kata Ma'ruf saat menghadiri apel Hari Santri Nasional di Tasikmalaya, Jawa Barat, seperti dilansir kantor berita Antara, Senin (22/10).

2. Pesan Presiden Jokowi di Hari Santri Nasional

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang mewakili Presiden Joko 'Jokowi' Widodo yang berhalangan hadir, menyampaikan beberapa pesan Presiden di Hari Santri Nasional.

Pesan pertama, agar para santri terus menjaga semangat resolusi jihad yang telah digagas tokoh-tokoh Islam sebelumnya.

"Saya menyampaikan pesan Presiden pada seluruh santri untuk senantiasa menjaga semangat resolusi jihad," kata dia.

3. Resolusi jihad adalah upaya pencegahan dan perlindungan bangsa

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pesan kedua, kata Wiranto, agar para santi menjalankan amanat dari pendiri bangsa dan pejuang Islam, khususnya resolusi jihad dengan mencegah dan melindungi bangsa dari politik identitas yang dimanifestasikan dalam politik kebencian.

4. Ancaman bisa datang dari penyebaran hoaks

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Tak hanya itu, Jokowi juga menekankan potensi gangguan persatuan bangsa bisa muncul dari kompetisi politik antar-anak bangsa, yang terkadang bisa menghadrikan kebencian dan penyebaran hoaks.

"Bila dulu ancaman nyata atang dari luar untuk kembali menjajah Indonesia, saat ini potensi gangguan persatuan bangsa bisa muncul dari kompetisi politik antara anak bangsa yang sering, tanpa disadari menggiring politik kebencian dan penyebaran hoaks yang bisa memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Wiranto.

Baca Juga: Ini 3 Pesan Jokowi di Hari Santri Nasional

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya