TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baru 7 Bulan Berdiri, PKN Yakin Rebut Suara Rakyat Lewat Kebhinekaan

PKN imbau gunakan politik sehat di Pemilu 2024 mendatang

Lambang Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). (dok Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Bona Simanjuntak yakin bisa rebut suara rakyat lewat semangat kebhinekaan.

Dalam acara Rapimnas PKN yang diselenggarakan pada 21 hingga 22 Juli 2022 kemarin, pihaknya mengingatkan kembali soal semangat gotong royong. 

Baca Juga: Ketum PKN Ungkap Waktu Anas Urbaningrum Bebas dari Penjara

Baca Juga: Bikin Polarisasi di Pemilu, Algoritma Media Sosial Dikritisi PKN

1. Rasa persatuan penyumbang terbesar dukungan ke PKN

Rapimnas Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) di Hotel Sultan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Meski baru tujuh bulan berdiri, Bona menilai rasa persatuan jadi penyumbang terbesar dukungan terhadap partai dengan lambang kepala burung garuda berbalut getah-getih merah putih tersebut.

"Sejatinya memang tidaklah mungkin partai yang hanya dengan tujuh bulan di bentuk bisa hadir di seluruh Indonesia tanpa ada semangat gotong royong," ujar Bona dalam keterangan tertulis, Minggu, 24 Juli 2022.

Baca Juga: Susunan Pengurus PKN, Partai yang Dibentuk Loyalis Anas Urbaningrum

2. PKN imbau parpol tidak bertanding dengan politik pecah-belah

Ilustrasi (IDN Times/Galih Persiana)

Oleh sebab itu, Bona mengajak seluruh partai politik di Indonesia untuk tidak bertanding dengan memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu tentunya sejalan dengan ide politik yang di gagas PKN sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum, Gede Pasek Suardika.

Bona juga mengatakan bahwa partainya tengah mempersiapkan strategi dengan berbagi ide dan kreatifitas dalam menyambut perhelatan 2024 nanti. 

"PKN sebagai parpol yang digagas dengan semangat gotong royong dan berdikari mengajak semua partai politik di Indonesia untuk berlomba untuk merebut suara rakyat dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak menggunakan isu yang menyerang suku, agama, ras dan golongan", ujar Bona.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya