TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gelar Demo Lanjutan Tolak BBM Naik, Ribuan Buruh Bakal Geruduk Istana

Demo dihadiri ribuan buruh dari Jabodetabek

Presiden KSPI, Said Iqbal dalam demo buruh tolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR/MPR RI (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Partai Buruh bersama empat konfederasi besar pekerja Indonesia yakni KSPI, ORI-KSPSI, KPBI, dan KSBSI, bakal kembali menggelar aksi lanjutan tolak kenaikan harga BBM di Istana, Jakarta Pusat.

Presiden KSPI sekaligus Partai Buruh Said Iqbal memastikan, aksi tersebut bakal digelar secara serentak di seluruh provinsi pada 4 Oktober 2022. Pusat demo berada di ibu kota dan dihadiri ribuan buruh.

Baca Juga: Tolak Harga BBM Naik, Buruh Akan Gelar Aksi Selama September

1. Aksi digelar serentak di seluruh provinsi

Suasana demo buruh di depan Gedung DPR RI, Jakarta Selatan, Jumat (14/1/2022). (IDN Times/Tata Firza)

Aksi tersebut juga bakal dihadiri puluhan elemen buruh lainnya. Di antaranya, SPI, JALA PRT, organisasi perempuan PERCAYA, Urban Poor Consocium, Komite Aksi Transportasi Online (KATO) dan beberapa organisasi kerakyatan lainnya yang bergabung di Partai Buruh.

"Kami bakal melakukan aksi unjuk rasa serempak di 34 provinsi pada tanggal 4 Oktober 2022. Di Jakarta, aksi akan dipusatkan di Istana diikuti kurang lebih lima sampai tujuh ribu orang yang berasal dari Jabodetabek,," ujar Said Iqbal kepada IDN Times, Minggu, (18/9/2022).

2. Tiga tuntutan utama buruh

Suasana demo buruh di depan Gedung DPR RI, Jakarta Selatan, Jumat (14/1/2022). (IDN Times/Tata Firza)

Pihaknya menjelaskan, aksi lanjutan itu tetap mengusung aspirasi sama dengan aksi yang sebelumnya digelar di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat. Demo digelar dengan mengusung tiga tuntutan, yakni tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan naikkan upah minimum tahun 2023 sebesar 13 persen.

Iqbal menilai, ada beberapa alasan mengapa aksi ini digelar. Pertama, harga minyak dunia sudah turun. Dengan demikian, seharusnya Presiden Jokowi menurunkan harga BBM seperti harga semula.

Alasan lain, daya beli masyarakat pekerja, khususnya kaum buruh, pekerja rumah tangga, miskin kota, sudah merosot 30 persen diakibatkan naiknya angka inflansi. Kenaikan inflansi disumbang oleh kenaikan harga sewa rumah naik 12 persen, transportasi naik 20 persen, dan makanan 15 persen.

“Dalam situasi seperti ini, tidak mungkin rakyat kecil bisa bertahan,” kata dia.

Baca Juga: Buruh Padati Patung Kuda Tolak BBM Naik, KASBI: Rakyat Jadi Tumbal!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya