TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gen Z, Ini Kriteria Pemimpin yang Dinilai Tepat

Mayoritas pemilih di 2024 berasal dari kalangan anak muda

Ilustrasi Pemimpin . (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Pemilihan umum atau biasa disebut pemilu merupakan ajang pergantian pemimpin. Para calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) berlomba menawarkan gagasan agar bisa meraih kemenangan dalam pemilu.

Namun, tak seluruh masyarakat memahami cara memilih pemimpin yang tepat sehingga bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Biasanya pemilih pemula yang saat ini terdiri dari gen z dan milenial tak terlalu memahami tentang politik.

Lantas, sebagai generasi milenial dan gen z yang masih awam tentang politik dan pemilu, bagaimana cara memilih pemimpin yang tepat bagi bangsa, apa saja kriterianya?

Pertanyaan tersebut diajukan pembaca kepada redaksi IDN Times melalui platform pemilu dan politik #GenZMemilih. Selain itu, mikrosite ini juga menampung berbagai pertanyaan gen z dan milenial seputar politik dan pemilu, yang akan dijawab redaksi IDN Times. Yuk simak jawabannya!

Baca Juga: 112 Ribu Gen Z di NTB Terancam Kehilangan Hak Pilih di Pemilu 2024 

1. Calon pemimpin harus mampu memperdayakan generasi muda

Ilustrasi anak muda (IDN Times/Aryodamar)

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Nashir Efendi, mengungkap sejumlah kriteria calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang ideal menurut generasi muda.

Menurut Nashir, generasi muda bakal menjadi pemilih mayoritas di 2024, tentu capres dan cawapres yang melirik isu anak muda bakal berpotensi menang.

Dia menjelaskan, capres yang ideal ialah sosok yang mampu memperjuangkan kekhawatiran dan isu-isu anak muda, di antaranya terkait ketenagakerjaan seperti fasilitas kesejahteraan pekerja hingga ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Mereka yang melirik isu anak muda itulah yang menang. Bagi saya, anak muda memiliki masa depan, maka isu yang diperhatikan, bagaimana isu tentang tenaga kerja, fasilitas, dan kesediaan lapangan kerja bagi anak muda," kata dia saat dihubungi.

Selain itu, Nashir juga menjelaskan, calon pemimpin ideal harus peka terhadap kebijakan dan arah bangsa. Serta memahami kondisi sejarah, keanekaragaman, hingga aspek yuridis dan sosiologis masyarakat secara luas.

Hal itu juga sudah termasuk, mampu mengedepankan semangat demokrasi dan tidak anti-kritik terhadap masukan dari rakyat.

"Selain itu juga, yang mampu membaca tanda-tanda zaman, paham historis sejarah bangsanya, memahami aspek yuridis, sosiologis, dan berintegritas. Serta tidak anti kritik, tapi malah memberi penghargaan kepada pengkritik," beber dia.

Lebih lanjut, pria kelahiran Lamongan ini mengatakan, isu kesehatan mental, lingkungan, dan startup juga harus menjadi perhatian capres, cawapres, dan para calon legislatif (caleg).

Nashir menambahkan, capres juga harus peka terhadap isu pendidikan dan ekonomi yang menentukan arah bangsa ke depan.

"Isu-isu kesehatan mental, lingkungan, startup itu yang harus digaungkan oleh para capres cawapres maupun anggota dewan, sehingga bisa merebut suara anak muda. Juga terkait pendidikan dan ekonomi di masa mendatang," kata Nashir.

Baca Juga: Bahlil: Capres yang Mau Menang Pilpres 2024 Baik-baiklah ke Jokowi

2. Program yang dibuat adil dan merata

Ilustrasi calon presiden (capres) saat berkampanye (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, Presidium Gerakan Kemasyarakatan PP Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Billy Claudio, berharap presiden yang terpilih di Pemilu 2024 bisa membuat program yang menyejahterakan seluruh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Dia menilai, kepala negara harus berperan aktif dalam mengedepankan kepentingan bersama. Artinya pembangunan dan program pemerintah tidak hanya berfokus di Pulau Jawa saja.

Tak hanya itu, dia juga ingin presiden yang terpilih harus berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

"(Presiden di 2024) Harus pancasilais, itu dalam artian mengedepankan kepentingan bersama, satu untuk semua, semua untuk satu. Kalau bicara Indonesia kan bukan hanya Jawa dan Jakarta, tapi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," ujar Billy saat dihubungi IDN Times.

"Tentunya pembangunan dengan pemimpin yang mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," sambung dia.

Billy mengimbau kepada tokoh yang nantinya terpilih sebagai presiden untuk tidak hanya membangun infrastruktur. Menurut dia pemberdayaan sumber daya alam (SDM) juga perlu diperhatikan.

"Dalam bidang infrastruktur dan suprastruktur itu harus berimbang. Artinya pembangunan fisik berjalan, pembangunan dan pemberdayaan SDM juga berjalan," kata Billy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya