TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hidupkan Semangat Nusantara, PKN Siap Rangkul Cebong-Kampret di 2024

PKN yakin lolos verifikasi parpol peserta pemilu

Lambang Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). (dok Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) memastikan bakal mengendepankan semangat politik Nusantara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PKN, Bona Simanjuntak memastikan, pihaknya bakal merajut semangat persatuan. Salah satu yang jadi sasaran mereka ialah keberadaan kelompok cebong dan kampret yang menjamur akibat pertarungan politik 2019 lalu.

Baca Juga: Ambisi Parpol Baru PKN, Bisa Duduk di DPR 2024

1. PKN siap gandeng cebong dan kampret

Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Gede Pasek Suardika. (dok Istimewa)

Bona menegaskan, PKN melalui prinsip berkebangsaan Nusantara bakal menggandeng seluruh kelompok yang sempat terpecah-belah akibat kontestasi politik.

"Bagi PKN, kalau kita mau sebut bahasanya kemarin itu cebong vs kampret, bahasanya seperti perpecahan. Justru kami bercandaannya begini, cebong kampret kan sama-sama ada di Nusantara," kata Bona kepada IDN Times, Senin (18/7/2022).

"Keduanya hidup di Nusantara, inilah tugas kita kembali ke Nusantara. Jangan hanya karena pemilihan presiden atau kontestasi politik lainnya jadi merembet ke urusan polarisasi masyarakat," sambung dia.

2. PKN kritisi algoritma media sosial yang justru mengarahkan polarisasi

ilustrasi media sosial (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian PKN juga menyoroti sistem dan mekanisme media sosial di Tanah Air. Bona menilai, belakangan ini jejaring sosial digital justru mengarahkan masyarakat kepada perpecahan.

Salah satu yang jadi sorotan dan kritikannya terkait algoritma media sosial yang mengarahkan penggunanya ke arah jurang perselisihan.

"Sadar atau tidak, algoritmanya terkadang mengarah ke situ (perpecahan). Bagi yang seneng kampret, ya seputar kampret terus dapat infonya. Yang senang cebong, cebong terus dapatnya. Ini kan sebenarnya dari algoritma. Kita mengkritisi itu," ujar Bona.

Baca Juga: PKN Tegaskan Tak Mau Cawe-Cawe Kisruh Demokrat dengan Kubu Moeldoko

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya