TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Pertimbangkan Hapus Sistem Zonasi PPDB

Jokowi tinjau ulang positif dan negatif zonasi PPDB

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo buka suara terkait polemik kebijakan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Jokowi memastikan akan menelusuri lebih lanjut terkait kekurangan dan kelebihan sistem zonasi PPDB.

Baca Juga: Nadiem Makarim: PPDB Zonasi Itu Kebijakan Muhadjir Effendy

1. Jokowi pertimbangkan hapus zonasi PPDB

Presiden Joko Widodo memberikan pemaparan saat menjadi pembicara kunci pada Indonesia Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2/2020) (ANTARA FOTO/Restu P)

Dia juga mempertimbangkan akan menghapus kebijakan itu jika dianggap menyulitkan masyarakat terhadap akses pendidikan.

"Dipertimbangkan (PPDB dihapus). Akan dicek secara mendalam dulu plus minusnya," ucap Jokowi di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

2. Wakil Ketua MPR usul tinjau ulang zonasi PPDB

Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani (dok. Istimewa)

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani menyampaikan aspirasi kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo tentang pentingnya meninjau ulang kebijakan sistem zonasi PPDB.

Menurut Muzani, kebijakan sistem zonasi PPDB memiliki maksud yang baik untuk pemerataan sekolah favorit. Namun dalam implementasinya justru menimbulkan banyak persoalan hampir di seluruh provinsi di Indonesia.

"Kami tadi menyampaikan tentang kebijakan PPDB, penerimaan peserta didik baru yang dibanyak tempat menimbulkan problem baru. Tidak seperti maksud diadakannya kebijakan ini yakni untuk sekolah-sekolah unggul. Yang terjadi justru sekolah unggul makin unggul, yang tidak unggul ya tidak unggul," kata Muzani usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Negara, Rabu (9/8/2023).

Muzani mengatakan, sistem zonasi PPDB ini juga menimbulkan ketidakadilan di beberapa tempat. Sebagai contoh, terdapat siswa yang dekat dengan sekolah tujuannya justru tidak tertampung disekolah itu karena beberapa alasan seperti keterbatasan kuota, selisih usia, dan manipulasi data calon siswa.

Menurut Muzani, Presiden Jokowi akan mempertimbangkan untuk menghapus sistem zonasi PPDB ini di tahun depan.

"Bahkan ada menimbulkan ketidakadilan di beberapa tempat. Presiden menanggapi bahwa ini memang menjadi catatan bagi pemerintah. Nyatanya memang sungguh luhur, maksudnya mulia, maksud baik dari diselenggarakannya PPDB ini ternyata belum terjadi. Bahkan terjadi persoalan-persoalan hampir di semua provinsi," tegas Muzani.

"Karena itu presiden sedang mempertimbangkan untuk menghapus atau menghentikan kebijakan ini tahun depan. Tapi ini sedang dipertimbangkan," imbuh Ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu.

Baca Juga: Ganjar Ngaku 'Digebukin' Orang Tua Siswa soal Sistem Zonasi PPDB

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya