TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Momen Zulhas Kenang Dukung Prabowo: Kita Lawan Jokowi 10 Tahun

Zulhas dukung Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengenang ketika partainya tak ikut berkoalisi mendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Dia menjelaskan, selama sepuluh tahun mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Pada Pilpres 2014, Prabowo maju dengan cawapresnya Hatta Rajasa yang berasal dari PAN. Kemudian di 2019 lalu, PAN kembali mengusung pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno.

Baca Juga: Zulhas Sebut Ganjar Layak Jadi Capres PAN, Beri Sinyal Erick Cawapres

Baca Juga: Zulhas Buka Peluang Gerindra dan PKS Gabung KIB

1. Zulhas menilai dukung-mendukung merupakan hal yang wajar dalam politik

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Zulhas menuturkan selama mendukung Prabowo, pihaknya menganggap kubu Jokowi sebagai kubu lawan. Namun, berbeda arah politik dan dukung mendukung capres merupakan hal yang wajar dalam kontestasi politik.

Dia menjelaskan, bahkan Anies Baswedan sempat menjadi menteri di kabinet Jokowi.

"Dulu saya mendukung Pak Prabowo 10 tahun, pasangannya adalah Sandiaga Uno, kita melawan sama Jokowi," kata Zulhas di kantor DPP PAN, Warung Buncit Raya, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022).

"Pak Anies saat pemerinahan Pak Jokowi jadi menteri, Anies jadi sama Jokowi. Kita melawan nih 10 tahun kita melawan," ujar dia.

Baca Juga: Gabung ke PAN, Uya Kuya Bakal Nyaleg di Pemilu 2024

2. Pasca Pilpres 2019 Gerindra dan PAN gabung koalisi

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Zulhas lantas menjelaskan, setelah Pilpres 2019, Prabowo dan Sandiga memutuskan masuk dalam kabinet Jokowi. Kemudian PAN pun mengikuti dengan menerima tawaran Zulhas sebagai Mendag.

"Sekarang beda, Pak prabowo ikut, Sandi ikut, saya ikut juga (jadi menteri)," ungkap Zulhas.

Lebih lanjut, dia juga menyinggung ketika Anies dan Sandi dulu sempat berpasangan memimpin DKI Jakarta, namun kini berpisah. Dia menilai hal itu wajar terjadi dalam dunia politik.

"Dulu, Sandi sama Anies satu, sekarang pisah, biasa. Biasa gak? Biasa," imbuh Zulhas.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya