Masyarakat Lembor Sudah Lama Kekurangan Air Bersih
Kalau hujan, air lebih deras, tetapi kotor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Manggarai Barat, IDN Times - Jalan pintas menurun dan berbatu harus dilewati untuk menuju Wae Ara, sebuah batang sungai di Dusun Pandang, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat. Wae, yang dalam bahasa setempat berarti ‘sungai’, itu tidak terlalu besar dan berbatu.
“Air sedang surut karena tidak musim hujan. Kalau hujan, airnya lebih deras, tetapi kotor,” cerita Zul Indarwansyah Gafur (29), warga Dusun Pandang, kepada ACTNews saat tiba di tepian sungai. Sabtu (17/8) sore itu, Zul memandu tim ACT melihat aktivitas warga di Sungai Ara, ada yang mandi, mencuci pakaian, sampai mengambil air dengan jeriken.
“Di sini warga mandi, mencuci, ada yang ambil air untuk minum juga. Kalau saya lebih memilih membeli air galon isi ulang untuk masak dan minum,” lanjut Zul. Kata Zul, sebenarnya ada dua pilihan bagi warga Dusun Pandang, yakni mengambil air di sungai dan membeli air. Namun, air yang dijual per tangki pun berasal dari sungai.
“Kalau kita beli air, satu fiber (tangki) harganya Rp50-60 ribu. Bedanya, kita tidak usah repot turun ke sungai,” jelasnya.
1. Seiring waktu, kualitas air sungai berbeda
Editor’s picks
Menurut Zul, semenjak ia kecil, aktivitas mengambil air di sungai dilakukan warga. Seiring waktu, kualitas air sungai pun berbeda. Menurutnya, kini air sungai tidak sebersih dulu. “Pernah juga ada yang buang kotoran di sisi yang lain,” lanjutnya.
Walaupun begitu, Yun (50), warga Dusun Pandang lainnya, mengaku tidak terganggu. Setiap hari ia pergi ke sungai untuk mandi dan mencuci.
Muhammad Kahar (31), warga Dusun Pandang lainnya, dahulu pernah diwacanakan pemasangan pipa dan meteran dari mata air ke rumah-rumah warga, tetapi proses itu tidak diteruskan. “Dulu beberapa rumah yang secara ekonomi berkecukupan, pernah ada pasang pipa. Sekarang tidak dilanjutkan,” jelasnya.