Fasilitas Pengungsi Afghanistan di Qatar Dipenuhi Urin dan Kutu Tikus

Mereka juga kekurangan sanitasi dan toilet

Jakarta, IDN Times – Kondisi pengungsi Afghanistan di pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di Qatar digambarkan sebagai "neraka hidup". Situasi itu terungkap setelah kebocoran email Axios, yang menceritakan tempat para pengungsi beristirahat dipenuhi dengan urin serta kotoran manusia dan banyak kutu tikus berceceran di atas lantai.

Email, yang dikirim oleh penghubung Komando Pusat AS (Centcom), mengatakan situasi bagi warga Afghanistan di pangkalan udara adalah "bencana kemanusiaan yang mengancam jiwa" dan "kondisi di Doha saat ini disebabkan oleh perbuatan kita (AS) sendiri", dikutip dari Middle East Eye.

"Tempat orang-orang Afghanistan adalah neraka hirup. Sampah, urin, kotoran, cairan yang tumpah, dan muntah menutupi lantai. Manusia ini berada dalam mimpi buruk yang hidup. Kami berada di tengah krisis kemanusiaan, karena menggabungkan setiap dari mereka yang mendarat di Doha," demikian tertulis dalam email tersebut.

Baca Juga: Taliban: Kami Tidak Ingin Melecehkan Perempuan, Itu Dilarang Allah!

1. Washington membenarkan buruknya kondisi fasilitas penampungan

Fasilitas Pengungsi Afghanistan di Qatar Dipenuhi Urin dan Kutu TikusTentara AS yang ditugaskan di Brigade ke-3, Divisi Gunung ke-10 mengawal warga yang dievakuasi menuju terminal check-in di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021) (ANTARA FOTO/Lance Cpl. Nicholas Guevara/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Departemen Pertahanan untuk mengatasi masalah yang muncul dan memperbaiki setiap kondisi yang mengkhawatirkan.

"Selain mempercepat manifes, kami juga bekerja untuk kemacetan dan meningkatkan personel konsuler di Qatar, demi meringankan kondisi saat ini," kata juru bicara itu.

Departemen tersebut juga menambahkan, segala upaya akan dilakukan untuk memproses individu dengan cepat, agar mereka tidak tinggal di Doha dalam waktu yang lama.

"Ketika sampai pada kerangka waktu untuk pengungsi yang tersisa di Doha, tujuan kami adalah memproses mereka untuk tujuan selanjutnya dalam beberapa hari setelah kedatangan," kata departemen.

Baca Juga: Kisah Pilu dari Afghanistan: "Dunia Meninggalkan Kami Sendirian"

2. Pejabat kedutaan sempat mengkritik pengungsi karena mengeluh dengan fasilitas pengungsian

Fasilitas Pengungsi Afghanistan di Qatar Dipenuhi Urin dan Kutu TikusWarga berusaha memasuki Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC/djo

Pada Senin (23/8/2021) Middle East Eye juga melaporkan tindakan staf diplomatik AS di Kabul, yang mengkritik para pengungsi Afghanistan sebab mengeluh dengan fasilitas penampungan di Qatar.

“Tahanan bahkan diperlakukan 100 kali lebih baik dari kami,” kata seorang pengungsi.

“(Kami diberikan) perumahan tanpa AC dengan sedikit toilet, terutama untuk perempuan,” tambah pengungsi lainnya, yang mengeluh karena suhu udara di Qatar pada Selasa mencapai 39 derajat celcius dan meningkat menjadi 42 derajat celcius pada Rabu.

Washington mengakui bila fasilitas yang disediakan masih jauh dari layak. Washington juga berjanji untuk memberi pelayanan terbaik agar tidak menambah penderitaan para pengungsi. 

"Tidak ada yang membuat alasan. Kami menyadari hal-hal itu. Dalam banyak hal, termasuk sanitasi dan kebersihan yang baik adalah keinginan kami (juga). Kondisi di al Udeid (pangkalan udara di Qatar) bisa lebih baik,” kata juru bicara Pentagon, John Kirby.

Baca Juga: Taliban Berkuasa Lagi, AS Kekeh Tarik Pasukannya dari Afghanistan

3. Sejumlah fasilitas telah ditambahkan

Fasilitas Pengungsi Afghanistan di Qatar Dipenuhi Urin dan Kutu TikusPengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Juru Bicara Centcom, William Urban, mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan tempat sampah tambahan, memasang 111 toilet portabel dengan 39 lainnya yang akan ditambahkan, memasang tempat cuci tangan, dan menawarkan 7.000 makanan tiga kali sehari.

Kondisi di al-Udeid menandakan bahwa personel AS tidak dipersiapkan dengan baik untuk menangani masuknya pengungsi, termasuk tidak memberi lingkungan yang layak, aman, dan bersih.

Email tersebut dibagikan kepada Axios oleh seorang pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya. Dia mengkritik Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih atas perencanaan darurat yang tidak memadai mengenai fasilitas penampungan.

Dilansir dari The Guardian, Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa AS telah mengevakuasi 70.700 orang dari Afghanistan sejak 14 Agustus 2021. Kebijakan Gedung Putih tidak akan berubah, meski situasi di Kabul berubah drastis, bahwa mereka tetap akan menarik seluruh pasukannya dan menghentikan misi evakuasi pada 31 Agustus 2021.

“Kami akan melanjutkan kerja sama erat kami (dengan Taliban) untuk mengeluarkan orang secepat dan seefisien mungkin. Semakin cepat kita bisa menyelesaikannya, semakin baik,” ujar Biden.

Baca Juga: G7 Sepakati Roadmap Kerja Sama, Tanda Bakal Akui Taliban?

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya