Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Fitang Adhitia

Jakarta, IDN Times - Musim bencana alam kembali mengepung Indonesia.  Beberapa jam setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, pada Jumat malam 15 Desember hingga Sabtu pagi. Berikut informasi yang kami ketahui.

1.19 kali gempa susulan terjadi sejak gempa pertama

Default Image IDN

Sebanyak 19 kali gempa susulan melanda wilayah selatan kepulauan Jawa, pasca-gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) kemarin. Hal tersebut merupakan kejadian alami yang terjadi saat gempa berkekuatan besar terjadi.

"Sejak semalam terjadi gempa susulan 19 kali, gempa kecil adalah hal alamiah. Setiap gempa besar, maka akan diikuti gempa-gempa kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng bumi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penangguangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB Kav 38, Jakarta Timur, Sabtu (16/12).

2. Korban meninggal dunia akibat gempa bumi ada 3 orang

Default Image IDN

Korban meninggal akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, bertambah menjadi tiga orang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, gempa juga mengakibatkan ratusan rumah rusak. 

"Hingga Sabtu (16/12) pukul 14.00 WIB, terdapat tiga korban meninggal dunia dan tujuh orang luka-luka akibat gempa," ujar Sutopo lagi. 

Selain korban jiwa, Sutopo menjelaskan, 228 rumah rusak berat, 152 rumah rusak sedang, 97 rumah rusak ringan, dan 473 rumah rusak yang belum diklasifikasikan ke dalam rusak berat, sedang, dan ringan. Selain itu juga terdapat sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintah yang rusak.

3. Gempa bumi selatan Jawa masuk kategori berkedalaman menengah

Default Image IDN

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Moch Riyadi mengatakan, gempa tersebut terjadi akibat subduksi atau gesekan antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempang Eurasia.

"Gempa bumi selatan Jawa ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman menengah, akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia," ujar Riyadi kepada IDN Times, Sabtu (16/12).

4. BNPB sulit deteksi potensi tsunami karena seluruh Buoy milik pemerintah rusak

Default Image IDN

BNPB kembali mengalami kesulitan mendeteksi potensi bencana tsunami di wilayah Indonesia. Sebab, seluruh alat pendeteksi tsunami atau buoy di Indonesia tidak lagi beroperasi karena rusak. 

Padahal, gempa pertama kali ini disertai peringatan potensi tsunami. Buoy berfungsi untuk mengirimkan sinyal pergerakan muka air laut untuk mendeteksi tsunami. 

Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, Indonesia dulunya memiliki 22 buoy yang tersebar di berbagai wilayah sejak tsunami di Aceh pada 2004. Namun, seluruh buoy tak lagi berfungsi sejak 2012. 

Sebagaimana dilansir Rappler, Sutopo pernah mengatakan, 22 buoy yang dimiliki pemerintah rusak karena minimnya anggaran pemeliharaan dan ulah manusia yang tidak bertanggungjawab.

“Kadang sensornya diambil, kadang dikiranya ufo jatuh ke laut, ditarik ke pelabuhan. Solar cell nya diambil. Lampunya diambil. Kadang dipakai tambatan kapal untuk jaring ikan,” kata Sutopo.Ikuti perkembangan gempa bumi Pulau Jawa di IDN Times.

 

Topics

Editorial Team

EditorUni Lubis