Threesome Sex, Fenomena Gunung Es Perdagangan Manusia di Surabaya

Ternyata, Kepolisian Surabaya sudah mengungkap belasan kasus serupa.

Surabaya, IDN Times - Publik sempat dihebohkan dengan penggerebekan tiga orang yang berbuat mesum di salah satu hotel di Surabaya. Saat ditangkap, ketiganya diketahui melakukan praktik seks massal alias threesome

Yang lebih mencengangkan, satu-satunya perempuan yang berinisal NA (15) ternyata masih duduk di bangku kelas 9 SMP.  Setelah didalami, ia merupakan korban penjualan manusia atau human trafficking. Adapun dua orang lainnya diketahui bernama Mutamtam (29) dan seorang temannya. Mutamtam sendiri akhirnya ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap menjual NA ke temannya seharga Rp 1,6 juta.   

"Iya, ketiganya kemarin waktu kami grebek sedang di ranjang hotel kawasan Kedungsari dalam kondisi bugil," ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak, AKP Ruth Yeni saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (27/3).

Penggerebekan tersebut ibarat sebuah puncak gunung es yang terlihat di permukaan. Kasus serupa nyatanya sudah kerap terjadi di Surabaya. Setidaknya hal itu terlihat dari data Polrestabes Surabaya.

1. Tiga bulan pertama ada 12 kasus

Threesome Sex, Fenomena Gunung Es Perdagangan Manusia di SurabayaIDN Times/Sukma Shakti

Berdasarkan data Polrestabes Surabaya, tren penjualan anak dan perempuan di Surabaya di cukup tinggi. Terbukti, baru memasuki tri wulan pertama saja, unit PPA  Polrestabes Surabaya sudah mengungkap 12 kasus.

Adapun selama tahun 2017, total ada 37 kasus yang diungkap. Hal ini tentunya menjadi alarm tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan jajaran Forpimda Surabaya.

2. Muncikari dan media sosial jadi perantara

Threesome Sex, Fenomena Gunung Es Perdagangan Manusia di SurabayaMarketingland.com

Ruth mengatakan, para pelaku biasanya menjual korban melalui berbagai cara, mulai muncikari hingga media sosial.

"Kejadian tersebut memang bukan satu kali saja. Semua kasus yang kami ungkap untuk trafficking anak dan perempuan online medsosnya melalui Facebook. Bahkan ada grupnya sendiri, bisa dicek," ungkap Ruth.

Ia pun membeberkan salah satu grup bernama Paguyuban Wanita Penghibur Online. Saat IDN Times mengeceknya, grup Facebook tersebut memang berbau transaksi seksual. Kebanyakan pun terang-terangan memajang nomor telepon yang dapat dihubungi. "Ya di sana salah satunya, mereka sudah seperti memasarkan jajan saja," kata Ruth.

Hal ini tentunya sangat relevan dengan apa yang dilakukan NA. Setelah dihubungi pelanggannya, Ruth menyampaikan NA langsung berani mematok tarif satu kali kencan. Untuk tarfi short time maksimal 3 jam, NA dihargai Rp 1,6 juta. Tarif tersebut belum termasuk biaya kamar hotel.

"NA mengaku sudah empat kali memberikan layanan seks baik itu threesome atau tidak. Tarifnya ya sama, nanti dibagi dua. Germonya berbeda-beda," katanya.

3. Tak melulu ekonomi, gaya hidup juga bisa memicu trafficking 

Threesome Sex, Fenomena Gunung Es Perdagangan Manusia di SurabayaIlustrasi/hindisamacharindia.tk

Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Reni Astuti mengatakan, kasus perdagangan manusia tak bisa dilepaskan dari faktor rendahnya tingkat ekonomi. "Namun, gaya hidup juga jadi catatan. Kedekatan antara orangtua dan anak di sini berperan. Perilaku bermewah-mewah (hedonisme) yang tidak terkontrol juga bisa jadi penyebabnya," kata Reni.

Reni melihat, pemkot masih punya banyak cara untuk mengatasi hal ini. Salah satunya adalah dengan program parenting, baik di sekolah dan lingkungan tempat tinggal. "Kenapa di sekolah perlu? Karena biaya urusan pendidikan kita 24 persen dari APBD," ucapnya. Jumlah APBD 2018 Kota Surabaya sendiri saat ini sebesar Rp 9,1 triliun.

Senada, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim juga menilai bahwa keluarga berperan penting dalam pencegahan kasus ini. Apalagi, saat ini telepon pintar semakin memudahkan akses anak-anak terhadap dunia maya.

Di sisi lain, LPA juga menyoroti hal pemicu terjadinya kasus ini. Sebagian melakukan itu karena dorongan ekonomi, namun tak sedikit juga karena tuntutan gaya hidup. "Sehingga ketika dorongan itu terjadi,  berlakulah hukum pasar," ujar Sekretaris LPA Jatim Isa Ansari, kepada IDN Times.

Baca juga: Polisi Ungkap Prostitusi Online Berkedok Akun Facebook

4. Wali Kota akan bentuk tim psikolog untuk perlindungan anak di RT RW se-Surabaya

Threesome Sex, Fenomena Gunung Es Perdagangan Manusia di SurabayaIDN Times/Rudy Bastam

Pemerintah Surabaya tidak tinggal diam untuk mengantisipasi maraknya predator seksual, terutama terhadap anak. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan akan memperbanyak kamera pengintai atau CCTV untuk mengurangi angka kekerasan anak dan human trafficking. 

“Perlindungan anak menjadi konsen saya, kalau tidak dilindungi kelak mereka akan menjadi pelaku. Ayo kita awasi dan selamatkan bersama anak-anak dari kejahatan,” kata Risma.
 
Ke depan, agar anak-anak tidak menjadi korban, wali kota perempuan pertama di Surabaya akan mengumpulkan psikolog untuk mensosialisasikan perlindungan anak di seluruh RT/RW. “Harus segera dilakukan agar orangtua melindungi anak-anaknya dari predator anak,” tandasnya.

Baca juga: Di Balik Bisnis Prostitusi Online di Negeri Syariat

Topik:

Berita Terkini Lainnya